2 Hal Ini yang Menjadi Penyebab Sebuah Perpisahan Terasa Lebih Menyakitkan

sumber gambar: sepositif.com
"Jika ada satu hal yang indah dari sebuah perpisahan maka itu adalah cerita ketika aku menghabiskan waktu dan tertawa bersamamu." Eva De

Di dunia ini ada miliaran cerita yang diakhiri dengan sebuah perpisahan, ada jutaan gelak tawa yang kemudian menjadi kenangan saja, lalu... ada berbagai perasaan tak tersampaikan hanya karena tak memiliki pilihan selain berpisah. Kamukah? Salah satu orang yang pernah mengalami perpisahan? Jika iya, maka kita sama.

Lalu, apa yang indah dari sebuah perpisahan hingga saya tertarik menulis tentang hal yang membuat hati 'cekat-cekit' ini? Barangkali bukan perpisahannya yang indah, melainkan pelajaran yang tersirat dari sebuah perpisahan itu sendiri. Kilas balik pada perpisahan yang pernah dialami, apa saja yang membuat hati tersakiti? Berikut dua hal yang saya rangkum dari vemale.com.
1. Perpisahan memang sering kali tak pernah baik-baik saja

Barangkali memang ada perpisahan yang baik-baik saja, setidaknya tampak dari luar memang terlihat baik meski di dalam hati 'rapopo' (rapuh porak poranda). Coba diingat lagi, apa perpisahan yang pernah kamu alami memang baik-baik saja saat itu? Jika benar baik-baik saja, maka hatimu tergolong tangguh. Dan jika perpisahan yang kamu alami membuat hatimu tersakiti, kamu pun tak bisa terus-terusan hidup dalam penyesalan apalagi mencoba memutar waktu (memutar jam mungkin bisa hehe). Kamu harus berjiwa besar dalam menghadapi perpisahan, tak ada yang benar-benar abadi kan? Kecuali Sang Pemberi Waktu, jadi jangan hidup dalam penyesalan, ambil pelajaran agar di masa depan tak terjadi lagi perpisahan yang mengoyakkan hati.

2. Perpisahan tanpa ucapan selamat tinggal lebih menyiksa

Pernah? Kamu ditinggalin tanpa aba-aba? Kamu bahkan kalah sama orang yang lomba lari, pasalnya mereka dikasih aba-aba sebelum berlari. Nah, kamu? Lari dari kenyataan sajalah (eh bercanda hehe)

Begini ya, alangkah lebih baik jika sebelum berpisah itu mengucapkan sepatah-dua patah kata; selamat tinggal misalnya. Siapapun yang akan kamu tinggalkan, entah dia bekerja di Badan Intelijen atau tidak, kamu tetap harus minimal ngasih kode untuk memberitahu bahwa yang kamu inginkan adalah perpisahan. Mohon deh, jangan pergi sekehendak jidat. Kamu mau? di belakang kamu ada yang bilang; aku tuh gak bisa diginiin...

Jadi, belajarlah untuk mengatakan selamat tinggal sebelum kamu benar-benar pergi, sebelum perpisahan itu terjadi. Jika kamu cukup berani untuk mengatakan selamat tinggal sebelum berpisah, percayalah kamu akan mendapatkan 'hello' yang baru.

Terlepas dari dua hal tersebut, kita juga tahu bahwa perpisahan adalah sebuah awal yang baru. Mungkin hal yang menyakitkan dari sebuah akhir adalah memulai lagi, namun itu adalah kesempatan untuk kita menjadi lebih baik lagi. Hidupmu mungkin tak lagi sama setelah melewati sebuah perpisahan. Menanggung perih dan luka sendirian tak bisa disepelekan begitu saja. Tapi hidup akan terus berlanjut. Masih ada masa-masa yang harus kamu lewati ke depannya.

Read more at: https://www.vemale.com/love/108527-perpisahan-yang-menyakitkan-itu-saat-belum-sempat-bilang-selamat-tinggal.html

No comments