![]() |
Jarak adalah rindu yang menyamar |
Cinta itu... ketika aku tersenyum bahagia saat melihatnya senang. Saat aku dengan seksama memerhatikan derap langkahnya yang sekalipun bukan menujuku. Atau ketika melihatnya fokus membaca.
Bagiku cinta bisa saja sesederhana itu. Dan barangkali bukan hanya aku yang terbata-bata menerjemah arti cinta, sebab cinta bergantung pada siapa yang memilikinya. Dan diam adalah seni terindah dari perasaan yang tak kunjung padam. Bukankah jika terlalu diumbar maka perlahan rasanya akan hambar?
Sulit sekali mengelak dari perasaan ini, hanya saja cukup banyak senjata untuk menetralkan; mencari kesibukan misalnya, atau jalan bersama teman-teman. Perkara cinta memang tak akan ada selesainya, satu atau dua hari tidak mungkin akan cukup bahkan teman saya ada yang memendam cinta hingga bertahun-tahun lamanya.
Lalu, dari sekian banyak pilihan aku memilih diam. Bukan karena tak mampu menyatakannya, aku... hanya merasa ini bukan waktu yang tepat. Esok atau lusa jika perasaan ini memudar bahkan menghilang, aku sungguh baik-baik saja.
Sebab apa yang bisa kulakukan terhadap jarak?
Aku tak mungkin mendekat saat aku merasa diriku belum cukup hebat.
No comments