![]() |
sumber gambar: spinditty.com |
Ada ARMY disini? Saya bukan ARMY namun saya sangat mengakui dan mengagumi boyband asal Korea Selatan satu ini, BTS. Salah satu anggotanya yaitu Suga BTS atau Agust D yang memiliki nama asli Min Yoongi, diantara mereka bertujuh Suga adalah orang yang paling saya sukai *uhuk-uhuk hehe* Bagi saya Suga sangat menginspirasi, perjalanan hidupnya menakjubkan dan penuh lika-liku dengan resiko tinggi.
Nah, biar kalian lebih paham silakan baca terjemahan tweetnya Suga pada 2016 lalu. Dilansir dari koreanwaveindo.com terjemahan ini sangat membuat saya terharu. Check it out...
“Halo saya adalah Suga. banyak orang yang penasaran dengan hari libur saya, jika anda menyuruh saya untuk membicarakannya secara singkat, saya banyak berjalan, saya banyak tidur dan saya banyak berpikir.
Sebelum saya mengerjakan MIXTAPE saya ingin membersihkan pikiran saya. Saya ingin liburan dan juga sudah ada tempat yang harus saya kunjungi.
Saya ingin menjadi Min Yoongi yang berumur 24 tahun dan bukannya menjadi Suga BTS yang berumur 24 tahun, ini sudah waktunya untuk melihat diriku ke belakang. Ini adalah kisah yang ingin aku mulai ceritakan sebagai orang dengan orang dan bukannya sebagai penyanyi dengan fans atau BTS dengan ARMY.
Saat aku bertatapan wajah dengan orang-orang, hal yang paling menyedihkan adalah saat aku tidak bisa bertatapan wajah dengan adil kepada semua orang, aku tak ingin melukai siapapun, tapi terkadang aku tak bisa melakukannya.
Sepertinya aku masih memiliki banyak kekurangan. setelah hari kedua konser di Kobe, sejak hari itu aku sepertinya tak memiliki ingatan pernah tertidur. Apakah ini karena aku pernah melukai banyak orang? Jika aku tertidur aku selalu bangun dari tidurku dengan keringat dingin.
Sekali lagi aku sudah tak bisa berdiri di atas panggung dalam kondisi telah melukai banyak orang, aku sudah berusaha naik walaupun aku tahu apa yang sedang terjadi. Aku benar-benar menangis tersengguk-sengguk dalam kondisi tak bisa menaiki panggung. Jika menangis air mata ini akan jatuh karena ini terjadi kepadaku, menghadapi kesedihanku ini adalah hal yang sangat mudah. Tapi kesedihan yang dialami oleh orang-orang yang mencintaiku adalah hal yang sulit untukku.
Lagi lagi aku memberi pelukan untuk kesedihan orang-orang yang aku cintai. Jika aku bisa memutar balikkan waktu, aku benar-benar akan berdiri di atas panggung tak peduli apapun yang terjadi.
Ini adalah kedua kalinya aku mengakhiri penampilan di panggung dan pergi mencari panggung itu lagi, yang pertama kalinya adalah saat mengakhiri konser RED BULLET dan pergi mencari lagi panggung itu yang berada di Ax Hall pada pagi buta. Yang kedua kalinya adalah saat aku tak bisa berdiri di panggung Kobe.
Karena itu aku telah memiliki tempat yang harus aku kunjungi, selama hari libur aku telah mengunjungi Kobe, banyak orang yang menghentikanku namun jika aku tidak pergi aku pikir aku merasa malu terhadap diriku sendiri karena itu aku pergi ke Kobe tanpa persiapan lengkap.
Aku sangat menyukai berdiri di atas panggung dan aku masih suka itu. Saat berumur 17 tahun aku pernah melakukan penampilan di depan 2 orang penonton dan menangis dengan malu-malu, namun setelah debut sepertinya aku tidak malu, seharusnya aku lebih baik lagi mengatasi kekurangan yang ada di diriku.
Aku tak suka hal yang meredup, tentu aku tak ingin memikirkan hari-hari dimana aku dihormati oleh semua orang yang mencintaiku. Aku tak suka meredup, maka dari itu aku pergi mencari kembali Ax hall dan Kobe World Memorial hall. Tapi setelah hari dimana aku tak bisa menaiki panggung di hari konser kedua di Kobe, lagi-lagi aku tak memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi orang-orang dengan wajah terangkat, maka dari itu aku pergi kembali ke Kobe, setibanya di Kobe aku mengelilingi sekeliling panggung itu. Dan saat hari pertama konser HWAYANGYEONHWA ON STAGE digelar, sudah lama sekali tidak bertatap mata dengan para penonton.
Aku lelah tapi karena aku adalah manusia yang purapura kuat sekali lagi aku merasa bahwa aku adalah manusia dengan banyak kekurangan. Aku memang tak memiliki agama, namun disana aku berdoa toh walaupun hal yang sudah ditakdirkan berakhir akan memiliki akhir, jangan sampai perasaan ini, hati ini meredup.
Kalian masuk pintu ticketing dan memasuki tempat konser, aku juga ingin merasakan perasaan yang sama seperti yang kalian rasakan, aku merasakan banyak hal. Rasa debar, benci, marah sampai kekecewaan yang kalian rasakan saat menunggu penampilan. Aku ingin memahami kalian dan aku paham kalian, karena itu aku menyesal dan minta maaf karena aku bukan manusia yang sempurna.
Aku telah kembali setelah membersihkan semua pikiranku... aku merasa aku adalah orang yang diberkati dan aku bersyukur setiap saat dan terpikirkan oleh diriku bahwa aku adalah orang yang harus hidup. Terimakasih karena telah membuatku merasa diberkati, Army! Walau aku tak bisa mengatakan ekspresi canggung ini.
Bagiku kalian telah banyak mengisi saat-saat dimana aku ingin sendirian. Mau kalian umur berapa, berjenis kelamin apa, berkewarganegaraan apa, kalian beragama apa dan kalian menggunakan bahasa apa itu bukanlah hal penting bagiku. Daripada aku tertangkap menghadiri acara music bank secara tiba-tiba, aku pergi naik pesawat sehari lebih cepat dan langsung kembali.
Melalui postingan yang tidak memuaskan ini sekali lagi aku menyampaikan pemikiranku karena aku adalah manusia yang memiliki kekurangan, setiap saat aku akan bersyukur dan akan terus hidup. Aku mencintaimu Army!”
Suga sangat mencintai musik bahkan sejak ia masih duduk di sekolah menengah. Orang bilang ia adalah seseorang yang malas dan itu memang diakui Suga. Tapi tidak untuk musik, Suga sangat menyukainya sehingga ia selalu bersemangat ketika membuat lirik. Suga bahkan ingin sekali bertanya kepada musik kenapa ia begitu menyukainya.
Di sekolah menengah ia belajar tentang bagaimana cara menulis lirik yang baik dan di sekolah menengah pula ia mulai menulis lirik. Sampai sekarang Suga masih menulis lirik karena jika sehari saja ia tidak menulis lirik Suga akan merasa tidak tenang. Ia menulis lirik bahkan di mobil, ruang tunggu, dan di toilet. Suga selalu membawa memo kemanapun ia pergi untuk mencatat semua peristiwa yang ia temui lalu dibuat sebuah lirik lagu.
Kecintaannya pada musik tidak sampai disitu saja, Suga bahkan pernah di suatu hari (sebelum debut) bernyanyi di tempat umum layaknya seorang pengamen dan hanya ada 2 orang anak kecil yang melihatnya. Tapi walaupun begitu mereka adalah penikmat musik yang sesungguhnya, mereka menikmati musik tanpa memandang yang menampilkan musik itu seorang idol atau bukan.
Kebanyakan orang menikmati musik hanya karena musik itu ditampilkan oleh seorang idol tapi tidak dengan mereka. Minat Suga terhadap musik sepertinya sangat besar bahkan ia ingin 10 tahun kedepan dunia ini di dominasi dengan musik dan ia ingin menjadi Raja musik *Raja di hatiku ajaa Oppa wkwk*. Suga mempunyai sebuah keinginan, tapi keinginan itu tidak mudah untuk ia penuhi. Suga ingin sekali sebuah midi gear dasar, sebuah alat untuk membuat lirik. Sayangnya untuk membeli itu ia harus memiliki banyak uang karena harganya yang cukup mahal. Suga tidak bisa selalu mengandalkan orang tuanya untuk mewujudkan keinginannya ini. Suga tidak menyerah begitu saja, ia memutuskan untuk mulai menabung agar dapat mewujudkan keinginan itu.
Mulai saat itu ia rela berjalan puluhan kilometer, berjalan berjam-jam, tidak makan malam tiap hari hanya untuk membeli alat itu. Ia pikir daripada naik kendaraan dan makan malam tapi tidak bisa membeli alat itu sama saja seperti tidak berusaha untuk mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang musisi.
Demi musik dan Demi impiannya ia abaikan rasa lelah yang dirasa, ia abaikan rasa lapar yang sesekali dirasakan saat malam tiba, hingga akhirnya Suga bisa membeli alat itu dan menggunakannya untuk membuat musik. Ia serasa tidak percaya akhirnya perjuangan itu tidak sia-sia. Betapa sulit perjuangannya dulu untuk mendapatkan alat itu tapi sekarang PD-nim bisa membelikan itu bahkan apapun yang Suga inginkan.
Tak sampai disitu untuk mewujudkan cita-citanya, Suga bahkan mungkin telah menyakiti perasaan sang ibu dengan tidak mendengarkan perintahnya. Ibu Suga ingin sekali jika ia menjadi seorang arsitek tapi Suga tidak ingin menjadi seorang arsitek, ia ingin menjadi seorang musisi. Bahkan ibunya pernah mengatakan pada Suga kalau ia diadopsinya dari kolong jembatan dan Suga tahu bahwa ibunya tidak benar. Ibunya hanya bercanda atau karena kesal pada Suga yang tidak mau menuruti kata-katanya.
Suga pernah berandai-andai, jika ia dapat kembali lagi ke umur 17 tahun, ia akan belajar dan menuruti perintah orang tua tapi bagaimanapun waktu tidak bisa diputar. Bukannya ia tidak mau menuruti perkataan ibunya tapi karena ia yakin mimpinya ini bisa menjadi nyata, dan untuk mengubah mimpi itu menjadi nyata ia harus berusaha dan karena usahanya, pengorbanannya, dan kegigihannya inilah yang membuat mimpi Suga menjadi nyata. Bagaimanapun saat ini ibunya dan keluarganya bangga atas keberhasilan Suga, mereka akan selalu mendukung apapun yang terjadi, keberhasilan terbesar Suga adalah mewujudkan impian, menghasilkan suatu karya, dan membuat orang tuanya bangga dan kini ia telah mewujudkan hal itu.
“Aku percaya bahwa mimpi yang besar berasal dari sebuah mimpi kecil walaupun melalui sebuah perjalanan yang sulit.” Min Yoongi.
Benar-benar menginspirasi, mataku bahkan sampai berkaca-kaca saat membaca kisah Master Swag Suga. Sekarang ia sudah sukses dan menjadi bintang dunia bersama BTS, Suga juga adalah seorang produser, ia seorang musisi.
Nah, biar kalian lebih paham silakan baca terjemahan tweetnya Suga pada 2016 lalu. Dilansir dari koreanwaveindo.com terjemahan ini sangat membuat saya terharu. Check it out...
“Halo saya adalah Suga. banyak orang yang penasaran dengan hari libur saya, jika anda menyuruh saya untuk membicarakannya secara singkat, saya banyak berjalan, saya banyak tidur dan saya banyak berpikir.
Sebelum saya mengerjakan MIXTAPE saya ingin membersihkan pikiran saya. Saya ingin liburan dan juga sudah ada tempat yang harus saya kunjungi.
Saya ingin menjadi Min Yoongi yang berumur 24 tahun dan bukannya menjadi Suga BTS yang berumur 24 tahun, ini sudah waktunya untuk melihat diriku ke belakang. Ini adalah kisah yang ingin aku mulai ceritakan sebagai orang dengan orang dan bukannya sebagai penyanyi dengan fans atau BTS dengan ARMY.
Saat aku bertatapan wajah dengan orang-orang, hal yang paling menyedihkan adalah saat aku tidak bisa bertatapan wajah dengan adil kepada semua orang, aku tak ingin melukai siapapun, tapi terkadang aku tak bisa melakukannya.
Sepertinya aku masih memiliki banyak kekurangan. setelah hari kedua konser di Kobe, sejak hari itu aku sepertinya tak memiliki ingatan pernah tertidur. Apakah ini karena aku pernah melukai banyak orang? Jika aku tertidur aku selalu bangun dari tidurku dengan keringat dingin.
Sekali lagi aku sudah tak bisa berdiri di atas panggung dalam kondisi telah melukai banyak orang, aku sudah berusaha naik walaupun aku tahu apa yang sedang terjadi. Aku benar-benar menangis tersengguk-sengguk dalam kondisi tak bisa menaiki panggung. Jika menangis air mata ini akan jatuh karena ini terjadi kepadaku, menghadapi kesedihanku ini adalah hal yang sangat mudah. Tapi kesedihan yang dialami oleh orang-orang yang mencintaiku adalah hal yang sulit untukku.
Lagi lagi aku memberi pelukan untuk kesedihan orang-orang yang aku cintai. Jika aku bisa memutar balikkan waktu, aku benar-benar akan berdiri di atas panggung tak peduli apapun yang terjadi.
Ini adalah kedua kalinya aku mengakhiri penampilan di panggung dan pergi mencari panggung itu lagi, yang pertama kalinya adalah saat mengakhiri konser RED BULLET dan pergi mencari lagi panggung itu yang berada di Ax Hall pada pagi buta. Yang kedua kalinya adalah saat aku tak bisa berdiri di panggung Kobe.
Karena itu aku telah memiliki tempat yang harus aku kunjungi, selama hari libur aku telah mengunjungi Kobe, banyak orang yang menghentikanku namun jika aku tidak pergi aku pikir aku merasa malu terhadap diriku sendiri karena itu aku pergi ke Kobe tanpa persiapan lengkap.
![]() |
Suga |
Aku tak suka hal yang meredup, tentu aku tak ingin memikirkan hari-hari dimana aku dihormati oleh semua orang yang mencintaiku. Aku tak suka meredup, maka dari itu aku pergi mencari kembali Ax hall dan Kobe World Memorial hall. Tapi setelah hari dimana aku tak bisa menaiki panggung di hari konser kedua di Kobe, lagi-lagi aku tak memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi orang-orang dengan wajah terangkat, maka dari itu aku pergi kembali ke Kobe, setibanya di Kobe aku mengelilingi sekeliling panggung itu. Dan saat hari pertama konser HWAYANGYEONHWA ON STAGE digelar, sudah lama sekali tidak bertatap mata dengan para penonton.
Aku lelah tapi karena aku adalah manusia yang purapura kuat sekali lagi aku merasa bahwa aku adalah manusia dengan banyak kekurangan. Aku memang tak memiliki agama, namun disana aku berdoa toh walaupun hal yang sudah ditakdirkan berakhir akan memiliki akhir, jangan sampai perasaan ini, hati ini meredup.
Kalian masuk pintu ticketing dan memasuki tempat konser, aku juga ingin merasakan perasaan yang sama seperti yang kalian rasakan, aku merasakan banyak hal. Rasa debar, benci, marah sampai kekecewaan yang kalian rasakan saat menunggu penampilan. Aku ingin memahami kalian dan aku paham kalian, karena itu aku menyesal dan minta maaf karena aku bukan manusia yang sempurna.
Aku telah kembali setelah membersihkan semua pikiranku... aku merasa aku adalah orang yang diberkati dan aku bersyukur setiap saat dan terpikirkan oleh diriku bahwa aku adalah orang yang harus hidup. Terimakasih karena telah membuatku merasa diberkati, Army! Walau aku tak bisa mengatakan ekspresi canggung ini.
Bagiku kalian telah banyak mengisi saat-saat dimana aku ingin sendirian. Mau kalian umur berapa, berjenis kelamin apa, berkewarganegaraan apa, kalian beragama apa dan kalian menggunakan bahasa apa itu bukanlah hal penting bagiku. Daripada aku tertangkap menghadiri acara music bank secara tiba-tiba, aku pergi naik pesawat sehari lebih cepat dan langsung kembali.
Melalui postingan yang tidak memuaskan ini sekali lagi aku menyampaikan pemikiranku karena aku adalah manusia yang memiliki kekurangan, setiap saat aku akan bersyukur dan akan terus hidup. Aku mencintaimu Army!”
![]() |
Tweet Suga - sumber gambar: koreanwaveindo.com |
Di sekolah menengah ia belajar tentang bagaimana cara menulis lirik yang baik dan di sekolah menengah pula ia mulai menulis lirik. Sampai sekarang Suga masih menulis lirik karena jika sehari saja ia tidak menulis lirik Suga akan merasa tidak tenang. Ia menulis lirik bahkan di mobil, ruang tunggu, dan di toilet. Suga selalu membawa memo kemanapun ia pergi untuk mencatat semua peristiwa yang ia temui lalu dibuat sebuah lirik lagu.
Kecintaannya pada musik tidak sampai disitu saja, Suga bahkan pernah di suatu hari (sebelum debut) bernyanyi di tempat umum layaknya seorang pengamen dan hanya ada 2 orang anak kecil yang melihatnya. Tapi walaupun begitu mereka adalah penikmat musik yang sesungguhnya, mereka menikmati musik tanpa memandang yang menampilkan musik itu seorang idol atau bukan.
Kebanyakan orang menikmati musik hanya karena musik itu ditampilkan oleh seorang idol tapi tidak dengan mereka. Minat Suga terhadap musik sepertinya sangat besar bahkan ia ingin 10 tahun kedepan dunia ini di dominasi dengan musik dan ia ingin menjadi Raja musik *Raja di hatiku ajaa Oppa wkwk*. Suga mempunyai sebuah keinginan, tapi keinginan itu tidak mudah untuk ia penuhi. Suga ingin sekali sebuah midi gear dasar, sebuah alat untuk membuat lirik. Sayangnya untuk membeli itu ia harus memiliki banyak uang karena harganya yang cukup mahal. Suga tidak bisa selalu mengandalkan orang tuanya untuk mewujudkan keinginannya ini. Suga tidak menyerah begitu saja, ia memutuskan untuk mulai menabung agar dapat mewujudkan keinginan itu.
Mulai saat itu ia rela berjalan puluhan kilometer, berjalan berjam-jam, tidak makan malam tiap hari hanya untuk membeli alat itu. Ia pikir daripada naik kendaraan dan makan malam tapi tidak bisa membeli alat itu sama saja seperti tidak berusaha untuk mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang musisi.
Demi musik dan Demi impiannya ia abaikan rasa lelah yang dirasa, ia abaikan rasa lapar yang sesekali dirasakan saat malam tiba, hingga akhirnya Suga bisa membeli alat itu dan menggunakannya untuk membuat musik. Ia serasa tidak percaya akhirnya perjuangan itu tidak sia-sia. Betapa sulit perjuangannya dulu untuk mendapatkan alat itu tapi sekarang PD-nim bisa membelikan itu bahkan apapun yang Suga inginkan.
Tak sampai disitu untuk mewujudkan cita-citanya, Suga bahkan mungkin telah menyakiti perasaan sang ibu dengan tidak mendengarkan perintahnya. Ibu Suga ingin sekali jika ia menjadi seorang arsitek tapi Suga tidak ingin menjadi seorang arsitek, ia ingin menjadi seorang musisi. Bahkan ibunya pernah mengatakan pada Suga kalau ia diadopsinya dari kolong jembatan dan Suga tahu bahwa ibunya tidak benar. Ibunya hanya bercanda atau karena kesal pada Suga yang tidak mau menuruti kata-katanya.
Suga pernah berandai-andai, jika ia dapat kembali lagi ke umur 17 tahun, ia akan belajar dan menuruti perintah orang tua tapi bagaimanapun waktu tidak bisa diputar. Bukannya ia tidak mau menuruti perkataan ibunya tapi karena ia yakin mimpinya ini bisa menjadi nyata, dan untuk mengubah mimpi itu menjadi nyata ia harus berusaha dan karena usahanya, pengorbanannya, dan kegigihannya inilah yang membuat mimpi Suga menjadi nyata. Bagaimanapun saat ini ibunya dan keluarganya bangga atas keberhasilan Suga, mereka akan selalu mendukung apapun yang terjadi, keberhasilan terbesar Suga adalah mewujudkan impian, menghasilkan suatu karya, dan membuat orang tuanya bangga dan kini ia telah mewujudkan hal itu.
“Aku percaya bahwa mimpi yang besar berasal dari sebuah mimpi kecil walaupun melalui sebuah perjalanan yang sulit.” Min Yoongi.
Benar-benar menginspirasi, mataku bahkan sampai berkaca-kaca saat membaca kisah Master Swag Suga. Sekarang ia sudah sukses dan menjadi bintang dunia bersama BTS, Suga juga adalah seorang produser, ia seorang musisi.
"Oppa, aku belajar darimu bahwa menyerah pada impian bukanlah sebuah pilihan. Sepertimu, aku juga akan meraih mimpiku."
egk ada mahluk hidup seimut suga <3 <3
ReplyDeletewkwk bener banget :D
DeleteArmy here!!!!!!!!!!!!!!! I am here ~~~~
ReplyDeletewaw, welcome Army <3
DeleteOMG Suga. hahahaha gemes sama dia.
ReplyDeleteAku suka lagu-lagu BTS apalagi sering isi soundtrack drakoor wkwkkwk
Beeuuhh suka banget apalagi sama Suga hehe, all about Suga ga ada yang ga suka wkwk little meow meow yang menggemaskan tapi cool dan manly...
DeleteKata temen saya, Suga itu ganting. Ada manis-manisnya gitu. Kecintaannya terhadap musik mengantarkan Suga pada kesuksesannya yang gemilang sebagai salah sati personil BTS. Ganteng euy :D
ReplyDeleteBeehh iya, ganteng banget. Cool kayak es batu hehee. Ya dia emang cinta banget sama profesinya, benar2 ditekuninya.
Delete