![]() |
sumber gambar: @holyhaein |
Dear my travel mate...
Berjalan tanpa tahu aku dan kamu akan menjadi kita,
menyemai kepingan rasa dan tersematlah takdir yang dituliskan oleh Tuhan.
Lalu kita saling menemukan.
Terdiam dalam sepi, sesekali kita tertawa dengan alasan serupa; bahwa kita pernah bertemu dengan percuma lalu kecewa.
Tenggelam dalam penantian dan pencarian, rindu terserak di tengah-tengahnya. Bisikan angin atau arakan awan seolah ingin memberikan dongeng tentang perasaan tak bertuan, layaknya kepemimpinan seorang Raja tanpa hadirnya seorang Ratu.
Barangkali kita pernah sama-sama terdiam,
di tepian tebing pengharapan mungkin kita pernah terdampar pada rasa yang sama dan mungkin kita pernah berpapasan tanpa sapa...
Dear my travel mate...
Jika harus dikatakan sengaja atau saling memilih, sungguh itu bukanlah kesengajaan. Pun bukan aku yang memilihmu dan bukan kamu yang memilihku, tetapi TAKDIR yang memilih KITA.
Bertahun-tahun sebelum langit mengenal lautan, nama kita telah disandingkan oleh Tuhan. Maka, seberliku apapun jalan yang ditempuh kita tetap saling menemukan.
Dear my travel mate...
Aku butuh kita menjadi satu.
Aku butuh kita menjadi satu.
No comments