![]() |
~ Memory ~ |
Biar kumaknai sebagai kebetulan
Meski aku selalu percaya; sekecil apapun itu telah ditakdirkan.
Aku menikmati... saat mataku melesap dalam keramaian
Lalu kudapati tiba-tiba ia berdiri, tepat di degup inti jantungku.
Ini... saat mataku lebih lama mencari,
Seolah langit juga enggan berucap
Mematuhi kediaman, melempar senyuman
Kacamata itu bening, seperti diamnya yang hening
Matahari di atas kepala pun tertawa
Menengahi percakapan bisu yang kaku
Pertengahan November, daun-daun kecil berguguran.
Bengkulu, 17 November 2016
No comments