![]() |
sumber gambar: google |
Hai diriku,
Apa kabarmu saat membaca surat ini? Kau sedang apa? Aku menulis ini di awal Desember 2017; itu berarti tiga bulan lalu kau wisuda dan sebentar lagi memasuki tahun 2018. Saat ini aku tengah merasa sangat lelah, lelah dengan semuanya. Pasca wisuda, karir, pendidikan dan ekonomi tak berjalan baik. Aku sangat kesusahan sekarang, berkali-kali ditimpa kegagalan hingga terlunta-lunta tak tau arah. Pastikan kau mengingat saat ini dengan baik, agar kau semangat dan berusaha lebih keras lagi sekarang, atau… apakah kau sudah mencicipi sedikit rasa dari kesuksesan? Jika iya, aku amat bersyukur karena lelahku ini perlahan terbayar.
Apa kabarmu saat membaca surat ini? Kau sedang apa? Aku menulis ini di awal Desember 2017; itu berarti tiga bulan lalu kau wisuda dan sebentar lagi memasuki tahun 2018. Saat ini aku tengah merasa sangat lelah, lelah dengan semuanya. Pasca wisuda, karir, pendidikan dan ekonomi tak berjalan baik. Aku sangat kesusahan sekarang, berkali-kali ditimpa kegagalan hingga terlunta-lunta tak tau arah. Pastikan kau mengingat saat ini dengan baik, agar kau semangat dan berusaha lebih keras lagi sekarang, atau… apakah kau sudah mencicipi sedikit rasa dari kesuksesan? Jika iya, aku amat bersyukur karena lelahku ini perlahan terbayar.
Hei diriku,
Aku mengizinkanmu tersenyum sekarang, karena kuamati kau sangat cantik ketika tersenyum. Ah iya! Apa kau makan dengan baik? Ingat! Cukup aku saja yang makan dua kali sehari… kau sekarang jangan! Harus tiga kali sehari dengan makanan yang sehat. Jika kau sudah bekerja, maka nikmatilah pekerjaanmu itu tapi jangan lupa meluangkan waktu untuk keluarga; Mama, Bapak & Adek. Oh iya, kau tahu? Sesungguhnya aku berharap pada Tuhan agar Dia menjadikanmu sosok penulis terkenal dengan karya-karya hebat mendunia. Itulah doa dan harapanku. (kau tahu kenapa? Itu karena dengan menulis kau bisa menebar kebaikan, lewat tulisan kau bisa menginspirasi banyak orang dan yang terpenting di dalam sebuah cerita dalam tulisan kau bisa menciptakan happy ending-mu sendiri hehe)
Tapi…
Jika Tuhan memberikan takdir lain maka tak apa, kau jangan pernah menyesal! Kau hanya perlu melakukan yang terbaik. Tetaplah bersyukur dan selalu lah memperbaiki diri, tetaplah berpikir positif bahwa Tuhan sudah menyiapkan hal hebat untukmu. Aku bersemoga hal hebat itu sudah kau alami dan kau sedang menunggu hal hebat lainnya lalu berproses menjadi lebih hebat lagi.
Surat ini bersambung, karena aku ingin bercerita banyak hal padamu. Nanti luangkan waktumu membacanya lagi (sambil menikmati secangkir teh dan roti atau segelas susu coklat dan sandwich atau terserah padamu wkwk) jangan lupa istirahat yang cukup ya ^_^
No comments