Sumbangsih Bengkulu meniti jalan menuju kemerdekaan Indonesia memang tak bisa dihilangkan. Karena itu, di Bengkulu terdapat cukup banyak wisata sejarah. Sebelum Bung Karno diasingkan di Bengkulu, dulu jauh sebelum itu Seorang Panglima Perang Pangeran Diponegoro juga pernah diasingkan di Bengkulu. Hingga sekarang makamnya dapat kunjungi di Bengkulu, dikenal dengan Makam Sentot Alibasyah tempat ini menjadi satu diantara banyaknya wisata sejarah di Bengkulu.
Jika pernah membaca tentang kepahlawanan Pangeran Diponegoro, tentu pasti tahu mengenai Sentot Alibasyah. Beliau adalah keturunan keraton Yogyakarta dan sudah menjadi seorang panglima perang di usia 17 tahun.
Menurut sejarah, Sentot Alibasyah ditangkap atas siasat licik Belanda. Ia lalu dibuang ke Sumatera Barat kemudian dipaksa melawan pasukan Paderi pimpinan Imam Bonjol. Namun, secara diam-diam Sentot Alibasyah justru membantu Imam Bonjol dalam perjuangan mengusir Belanda.
Usaha Sentot Alibasyah rupanya diketahui Belanda. Ia diadili di Batavia (Jakarta) kemudian diasingkan di Bengkulu pada tahun 1833.
Saat menjalani masa pengasingan di Bengkulu, Sentot Alibasyah adalah salah satu tokoh yang disegani oleh masyarakat Bengkulu.
Beliau wafat pada wafat 17 April 1885. Sekarang, makam Sentot Alibasyah terletak di kompleks pemakaman umum dan dikelilingi pagar tembok dan berpintu besi.
Gapura pintu gerbang berbentuk kerucut. Di dalamnya terdapat bangunan beratap dan di atas makam dihiasi dengan pilar seperti pintu gerbang. Dan terdapat ruang terbuka untuk pengunjung yang ingin berziarah.
Beberapa pengunjung yang datang menyempatkan ziarah ke makam Sentot Alibasyah yang terletak di kelurahan Bajak, kecamatan Teluk Segara, Bengkulu. Tidak sulit untuk mencari lokasinya, sebab makam Sentot Alibasyah berada di dalam kota. Terlebih lagi tempatnya hanya berjarak sekitar 200 meter dari Jalan Soeprapto.
Kisah-kisah heroik Sentot Alibasyah hanya dapat dikenang, perjuangannya melawan penjajah sangatlah totalitas. Dengan mengunjungi wisata sejarah makam Sentot Alibasyah, semoga setiap pengunjung dapat mengenang lebih dalam perjuangan dan peran besar seorang Sentot Alibasyah.
Jika pernah membaca tentang kepahlawanan Pangeran Diponegoro, tentu pasti tahu mengenai Sentot Alibasyah. Beliau adalah keturunan keraton Yogyakarta dan sudah menjadi seorang panglima perang di usia 17 tahun.
Menurut sejarah, Sentot Alibasyah ditangkap atas siasat licik Belanda. Ia lalu dibuang ke Sumatera Barat kemudian dipaksa melawan pasukan Paderi pimpinan Imam Bonjol. Namun, secara diam-diam Sentot Alibasyah justru membantu Imam Bonjol dalam perjuangan mengusir Belanda.
Usaha Sentot Alibasyah rupanya diketahui Belanda. Ia diadili di Batavia (Jakarta) kemudian diasingkan di Bengkulu pada tahun 1833.
Saat menjalani masa pengasingan di Bengkulu, Sentot Alibasyah adalah salah satu tokoh yang disegani oleh masyarakat Bengkulu.
Beliau wafat pada wafat 17 April 1885. Sekarang, makam Sentot Alibasyah terletak di kompleks pemakaman umum dan dikelilingi pagar tembok dan berpintu besi.
Gapura pintu gerbang berbentuk kerucut. Di dalamnya terdapat bangunan beratap dan di atas makam dihiasi dengan pilar seperti pintu gerbang. Dan terdapat ruang terbuka untuk pengunjung yang ingin berziarah.
Beberapa pengunjung yang datang menyempatkan ziarah ke makam Sentot Alibasyah yang terletak di kelurahan Bajak, kecamatan Teluk Segara, Bengkulu. Tidak sulit untuk mencari lokasinya, sebab makam Sentot Alibasyah berada di dalam kota. Terlebih lagi tempatnya hanya berjarak sekitar 200 meter dari Jalan Soeprapto.
Kisah-kisah heroik Sentot Alibasyah hanya dapat dikenang, perjuangannya melawan penjajah sangatlah totalitas. Dengan mengunjungi wisata sejarah makam Sentot Alibasyah, semoga setiap pengunjung dapat mengenang lebih dalam perjuangan dan peran besar seorang Sentot Alibasyah.
No comments