Dulu, ada sebatang pohon kecil. Perlahan ia tumbuh lebih besar dan lebih besar lagi. Di pohon itu bermunculan daun-daun yang amat indah. Satu diantaranya paling menawan, daunnya hijau segar dan lebar.
Si daun sangat nyaman ketika angin sepoi-sepoi meniupnya pelan. Hari demi hari, si daun pun mengagumi angin.
"Hai angin, bisakah aku mengatakan sesuatu?" tanya si daun di suatu hari.
"Tentu bisa." jawab sang angin sambil membelai si daun dengan lembut.
"Aku menyukaimu angin, kau membuatku nyaman dan bahagia."
Angin hanya diam hingga suasana di sekitar pohon pun tenang. "Aku juga menyukaimu daun. Bagiku kau adalah keindahan yang amat mengesankan." tutur sang angin.
"Tapi kita tidak bisa bersama." lanjut sang angin.
"Kenapa?" si daun kaget bukan kepalang. Ia berpikir jika mereka saling menyukai maka sudah sepatutnya mereka bersama.
"Kelak kau akan tahu sendiri..." sang angin pun berlalu.
Si daun masih tak paham. Ia pun menyimpan rasa cintanya dalam-dalam. Hingga di suatu hari si daun memutuskan untuk bersama dengan sang angin.
Perlahan ia terjatuh, awalnya ia takut namun sekarang si daun paham, bahwa cinta menuntutnya untuk berkorban.
"Jangan menangis, angin... aku jatuh ini bukan salahmu. Sepenuhnya ini adalah keinginanku. Ini jalan yang kupilih."
Sejenak mereka bersama. Angin pun membawa si daun terbang sebisanya.
---
Note:
"Sekarang aku paham bahwa daun jatuh dengan sukarela. Ia tak takut luka meski didapatinya kenyataan bahwa mereka tak bisa bersama selamanya. Sebentuk pengorbanan, meski di sisi lain bisa menjadi kisah dengan judul; cinta bertepuk sebelah tangan. #uhuk_uhuk #haattciiimm"
*Kisah ini murni fiksi, buah imaji keamatiran penulis.*
tulisannya indah sekali, seneng bacanya
ReplyDeleteALhamdulillah bisa bikin orang senang, terima kasih :)
Delete