Uwaahh...
Judul di atas cukup sukses bikin senyam-senyum. Bingung? Ya enggak lah, kan kalau cinta konsisten. Eh, tapi konsisten sama bodoh *oops* beda loh ya...
Jadi, dulu saya pernah ditanya seorang teman, begini: Eva, kalau disuruh milih, kamu pilih orang yang mencintai kamu atau orang yang kamu cintai? Kira-kira begitu bunyi pertanyaannya. Saya tersenyum lebar, karena masalah ini pelik sekali. Sungguh, saya tak benar-benar paham bagaimana rasanya jatuh cinta. #uhuk
Demi menjawab kasus itu, saya jawab begini: Eva bakal pilih orang yang eva cintai dan orang itu juga mencintai eva, haha... dan teman saya tadi tertawa, hampir ditokok kepala saya. Sepertinya dia kesal, akhirnya dia mengulang pertanyaan:
"Gak gitu jawabnya, pilih satu antara dua pilihan tadi dong! Misal, ada orang yang mencintai kamu tapi kamu gak mencintainya dan ada orang yang kamu cintai tapi dia gak mencintaimu. Nah, kamu pilih yang mana antara dua orang itu?" kata teman saya.
Lama saya berpikir, karena tentang cinta sepihak sudah banyak sekali teman-teman cerita. Bertepuk sebelah tangan itu, menyakitkan. Maklum saya selalu jadi tempat cerita, makanya saya pengalaman. Tapi kalau pengalaman pribadi masih nol besar. *bim salabim semoga hati saya selalu terlindungi, perasaan yang gak penting Avada Kedavra!*
Akhirnya saya jawab begini: orang yang eva cintai lah yang bakal eva pilih, eva akan berjuang sampai dia takluk. Saya tertawa, temanku juga hehe... tapi, lanjutku... kalau eva benar memilih itu, maka eva bodoh dan membodohi diri sendiri. Bukan mengesampingkan perjuangan, tapi eva amat mencintai diri sendiri dan eva tak mungkin membiarkan diri terluka dengan bodohnya. So, eva bakal pilih opsi yang satunya lagi, kataku.
"Benar..." kata temanku. Karena, melihat perlakuan orang yang mencintai kita dan melihat perjuangannya mungkin kita akan luluh dan dengan besar hati dapat menerima. Lalu, kalau kita bersama dengan orang yang tidak mencintai kita, bisa jadi nanti perlakuannya kasar hingga pada akhirnya hanya akan menimbulkan kebencian di hati kita. Begitu ujar temanku.
Oh percayalah sabarnya manusia kadang teramat dangkal, jadi mungkin saja tidak akan sesabar itu saat terus-terusan disakiti. Sementara di luar sana masih banyak yang mencintai sepenuh hati.
Menurut saya, percakapan ringan bersama teman itu tadi sangat bermanfaat. Hitung-hitung jadi 'map' buat saya ke depannya. Tapi, semoga saja baik itu saya, kamu dan semuanya dapat bertemu dan dibersamakan dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita.
So, jangan lupa bahagia ^_^ jika terlanjur sakit hati, harus cepat-cepat move on... terus memperbaiki diri lebih hebat lagi, agar Tuhan menyiapkan sosok yang hebat juga untuk disandingkan dengan kita.
tapi dua dari dua pilhan pasti bakalan nemu sesuatu yang nyenenging dan egk,,,
ReplyDeleteiya, karena selalu begitu. Selalu ada konsekuensi dari sebuah pilihan.
Delete