![]() |
Pulau Sumatera, terdiri dari berbagai macam suku dan dialek yang beragam. Tercantum dalam Buku yang berjudul Sumatra karangan Edwin M. Loeb, bahwa di Sumatera ada empat belas dialek bahasa Melayu yang digunakan beserta dengan subdialeknya.
Bahasa Melayu adalah termasuk bahasa mayoritas di pulau Sumatera, tetapi bahasa Melayu tidak terdiri dari satu bahasa, melainkan terdiri dari beberapa macam dialek, yang tersebar-sebar di pulau Sumatera. Di Sumatera bagian Utara, selain didominasi oleh bahasa Melayu, didominasi juga oleh dialek Batak sebagai bahasa dari suku asli pulau Sumatera, pada awalnya dialek Batak terisolasi di sepanjang pegunungan bukit barisan, tetapi saat ini telah berkembang sesuai dengan kelompok etnis masing-masing.
Di Sumatera bagian tengah, didominasi oleh dialek Minang, serta dialeknya yang menyebar ke beberapa wilayah lain. Di Sumatera bagian Selatan, didominasi oleh dialek Palembang yang termasuk kelompok bahasa Melayu, serta Pasemah, Ogan dan Lampung yang mendominasi di Sumatra bagian Selatan.
Orang Melayu di Sumatera mulanya menggunakan aksara Sanskerta kemudian dengan masuknya pengaruh Islam mulai digantikan dengan aksara Arab. Lalu orang-orang Belanda mengajarkan aksara Latin di sekolah-sekolah sehingga penggunaan aksara Arab mulai tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, masih ada enam aksara kuno yang diadaptasi dari Sanskerta seperti yang ditemukan dalam masyarakat Lampung, Rejang, dan Batak. Ditulis di atas bambu, kayu pohon, atau jenis dedaunan.
Sumatera Utara adalah kampung halaman bagi orang Aceh, Gayo, dan Alas. Topografi daerah ini berbeda dari wilayah Sumatra lainnya. Lebih jauh ke arah Selatan, daerah Kerinci adalah yang paling terkenal dan yang paling padat penduduknya diantara kabupaten lain yang terletak di Jambi. Mayoritas penduduk disini berbahasa dan beradat Minangkabau.
Pusat Minangkabau terletak di Dataran Tinggi Padang. Dengan kereta, tempat ini bisa dicapai dalam waktu singkat dari pelabuhan utama di pesisir Barat. Dataran Tinggi Padang dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu: Padang Panjang, Lembah panjang yang sempit disebut Meer Van Singkarak, dan tanah datar membentang ke arah tenggara dan selatan dari gunung Merapi dan Sago.
Di sisi lain Sumatera yakni di wilayah paling selatan, terdapat provinsi Lampung. Penduduk asli Lampung sebagian besar tinggal di tepian Sungai Sekampung. Namun, kepadatan penduduk di daerah ini masih cukup rendah. Penduduk Lampung awalnya memiliki asal-usul yang sama dengan Batak, namun diketahui kemudian bahwa Lampung sudah bercampur dengan orang Sunda.
Dari zaman Kuno, perdagangan selat Sunda memang sudah marak. Di Lampung sendiri ada banyak tempat yang memiliki nama Jawa atau Sunda. Orang gunung di Lampung punya ragam dialek yang sedikit berbeda dan menyebut diri mereka sendiri orang Abung. Sementara orang Lampung yang tinggal di dataran rendah disebut orang Pablan.
Dialek di Pulau Sumatra beragam seperti di pulau lain di Indonesia. Namun, keanekaragaman inilah yang membuat Negara Indonesia istimewa. Dan bersatu dalam payung yang sama yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Melayu adalah termasuk bahasa mayoritas di pulau Sumatera, tetapi bahasa Melayu tidak terdiri dari satu bahasa, melainkan terdiri dari beberapa macam dialek, yang tersebar-sebar di pulau Sumatera. Di Sumatera bagian Utara, selain didominasi oleh bahasa Melayu, didominasi juga oleh dialek Batak sebagai bahasa dari suku asli pulau Sumatera, pada awalnya dialek Batak terisolasi di sepanjang pegunungan bukit barisan, tetapi saat ini telah berkembang sesuai dengan kelompok etnis masing-masing.
Di Sumatera bagian tengah, didominasi oleh dialek Minang, serta dialeknya yang menyebar ke beberapa wilayah lain. Di Sumatera bagian Selatan, didominasi oleh dialek Palembang yang termasuk kelompok bahasa Melayu, serta Pasemah, Ogan dan Lampung yang mendominasi di Sumatra bagian Selatan.
Orang Melayu di Sumatera mulanya menggunakan aksara Sanskerta kemudian dengan masuknya pengaruh Islam mulai digantikan dengan aksara Arab. Lalu orang-orang Belanda mengajarkan aksara Latin di sekolah-sekolah sehingga penggunaan aksara Arab mulai tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, masih ada enam aksara kuno yang diadaptasi dari Sanskerta seperti yang ditemukan dalam masyarakat Lampung, Rejang, dan Batak. Ditulis di atas bambu, kayu pohon, atau jenis dedaunan.
Sumatera Utara adalah kampung halaman bagi orang Aceh, Gayo, dan Alas. Topografi daerah ini berbeda dari wilayah Sumatra lainnya. Lebih jauh ke arah Selatan, daerah Kerinci adalah yang paling terkenal dan yang paling padat penduduknya diantara kabupaten lain yang terletak di Jambi. Mayoritas penduduk disini berbahasa dan beradat Minangkabau.
Pusat Minangkabau terletak di Dataran Tinggi Padang. Dengan kereta, tempat ini bisa dicapai dalam waktu singkat dari pelabuhan utama di pesisir Barat. Dataran Tinggi Padang dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu: Padang Panjang, Lembah panjang yang sempit disebut Meer Van Singkarak, dan tanah datar membentang ke arah tenggara dan selatan dari gunung Merapi dan Sago.
Di sisi lain Sumatera yakni di wilayah paling selatan, terdapat provinsi Lampung. Penduduk asli Lampung sebagian besar tinggal di tepian Sungai Sekampung. Namun, kepadatan penduduk di daerah ini masih cukup rendah. Penduduk Lampung awalnya memiliki asal-usul yang sama dengan Batak, namun diketahui kemudian bahwa Lampung sudah bercampur dengan orang Sunda.
Dari zaman Kuno, perdagangan selat Sunda memang sudah marak. Di Lampung sendiri ada banyak tempat yang memiliki nama Jawa atau Sunda. Orang gunung di Lampung punya ragam dialek yang sedikit berbeda dan menyebut diri mereka sendiri orang Abung. Sementara orang Lampung yang tinggal di dataran rendah disebut orang Pablan.
Dialek di Pulau Sumatra beragam seperti di pulau lain di Indonesia. Namun, keanekaragaman inilah yang membuat Negara Indonesia istimewa. Dan bersatu dalam payung yang sama yaitu Bahasa Indonesia.
No comments