Aku Bermimpi Sedih; Kau di Dekatku dan Aku Melihat Tawamu Tapi Itu Hanya Mimpi


Aku bermimpi terlalu indah, terlalu indah sampai membuatku sedih saat terbangun dari tidur. Aku menyesalkan ingatanku yang terlalu lekat mengabadikan wajahmu dan segenap tawa serta senyum indahmu.

Kau dan aku, di mimpiku kita terlalu bahagia. Namun, sesungguhnya aku ingin begitu. Berada di dekatmu, melihat senyum dan tawamu. Mendengar suara lembutmu yang kadang serak jika di level terendah.

Aku rindu.
Seluruhmu adalah rindu bagiku.

Aku menginginkanmu duduk di sebelah, bersamaku melihat jingga dan menelusuri hutan traveling bersama. Aku membutuhkanmu.

Dapatkah kau dengar barang sebentar saja?
Dalam hati kuteriakkan namamu, selepas bermimpi sedih aku pun merutuk diri. Anganku terlalu tinggi untuk menginginkanmu di dekatku.

Kau siapa? dan aku siapa?
Ah, tapi aku masih merindukanmu. Aku rindu tawamu dengan barisan gigi mungil yang rapi. Aku rindu rambut hitam yang menutupi keningmu.

Dalam mimpi, aku melihatmu mengenakan topi dan tertawa di dekatku. Kau amat bahagia, kuharap memang begitu. Apa kau ingin mendengar rentetan mimpiku? Ah, biar kusimpan saja dalam memori.

Kalau waktu mengizinkan, kita akan bertemu dan bersama di masa depan. Tetapi jika tidak, aku yakin bisa melupakanmu secara perlahan. Terpatri dalam mimpi, barangkali hanya sebatas itu saja. Aku sangat memaklumi.

Tuhan, kutitip rindu ini.
Tak kuat jika aku harus memikulnya setiap hari.

Last night, I dreamt about you
Senin, 16 Juli 2018

No comments