![]() |
Musim Panas 2018,
Kemarin malam ponselku berdering, kulihat ada telepon dari kau yang jauh di seberang lautan. Ada apa pikirku? Karena baru kemarin kau mengabarkan bahwa semuanya baik-baik saja disana.
"Hai dear, how are you tonight?"
Kudengar suaramu pelan, tak bersemangat seperti biasanya.
"I'm pretty well. Hei, what's wrong love?"
Sejenak terdiam, dari telepon samar-samar kudengar banyak tawa.
"Kau sedang apa? Lagi dimana?" aku bertanya lagi.
"Kau tahu? Disini sedang ada pesta kembang api. Ya, kau tahu sendiri kan setiap musim panas selalu ada." kau pun mulai bercerita dengan Bahasa Indonesiamu yang masih terdengar lucu. Nanti, jika kita bertemu lagi pasti aku akan jadi Guru Bahasa Indonesia yang baik untukmu.
"Pasti menyenangkan, melihat langit dipoles kembang api sedemikian indahnya." ungkapku.
"Apanya? Mereka semua disini bersama pasangan. Dan aku terjebak kesendirian. Kembang api itu persis sekali seperti sinar matamu. Indah, hangat tapi sangat sebentar bisa kulihat." seketika kau mulai merapal sesal atas pertemuan lalu yang amat sebentar.
"It's okay, love."
Sepertimu, aku juga terkadang memikirkan hal yang sama; bahwa memang terkadang rindu itu keterlaluan. Namun, itu adalah resiko dari jarak yang sudah kita sepakati sebelumnya.
Bentangan jarak tidak selalu berniat memisahkan. Ia juga membuat ikatan semakin erat, dan rindu adalah pupuknya. Bersabarlah dan tak perlu memaksa, sebab rindu akan membuatmu semakin dewasa. Tentu jika kau bisa mengolahnya dengan baik.
Teguhkan hatimu jika kau benar-benar memilihku.
Sampai jumpa di waktu yang dijanjikan-Nya.
No comments