Biarkan Aku Mencintaimu dengan Caraku


Aku tak terlalu mengerti kenapa degup jantungku tak beraturan ketika selintas kuingat dirimu? Dan lucunya lagi, aku amat bahagia melihat tawamu sekalipun hanya kusaksikan lewat selembar foto.

Ada apa?
Apa ini cinta? Sebesar itukah perasaanku? Aku bahkan tak menyadarinya. Lalu, harus kuapakan perasaan ini?

Disaat seperti ini kenapa aku justru merindukanmu? Ah, aku memang menyukai segala hal tentangmu; caramu menatapku, saat kau tengah berpikir, pura-pura bertingkah lucu, bahkan caramu bersin saja aku suka. Aku aneh bukan?

Tapi, aku masih ragu.
Apa perasaan ini bisa sampai tanpa kunyatakan langsung padamu? Sebab aku sama sekali tak memiliki keberanian. Kau siapa dan aku siapa? Kenapa kau begitu tinggi?

Kau menyilaukan dan selalu menyita perhatian. Bahkan bisa saja bukan hanya aku yang menyukaimu, hanya saja aku tak yakin perasaan mereka bisa melebihiku.

Dan kau, hei... apa kabar?
Kudengar kabar tak baik, bahwa kemarin kau bersedih. Oh dear, stay strong! you make my day. Tetap tersenyum, jangan sampai limbung dan kehilangan pegangan. Kau harus kuat! Aku memahami perasaanmu teramat sangat, tetapi maaf aku sedikit terlambat tahu. Maafkan aku.

Kau yang disana...
Sudah kuputuskan untuk tak mengatakan apapun padamu, tak perlu bertanya kabar apalagi perasaan ku umbar.

Aku bohong jika mengatakan cinta tak harus memiliki, tetapi ini hanya karena aku tahu diri. Jadi biarlah perasaan ini mengendap di dalam hatiku.

Suatu hari nanti jika Tuhan mengizinkan, kita pasti bertemu saat aku sudah pantas untuk mendampingimu. Sekarang cukup kudiamkan, dan aku membebaskanmu.

Aku juga akan melepaskanmu. Jika suatu saat nanti kau kembali, maka jangan salahkan aku bila dirimu kudekap erat. Pergilah dan jadilah lebih kuat. Biarkan aku mencintaimu dengan caraku.

No comments