![]() |
Mi instan merupakan jenis mi yang dijual dalam bentuk paket individual maupun di dalam cangkir atau mangkuk styrofoam. Kandungan dari mi instan mencakup tepung, garam, dan minyak palem, sementara sachet bumbunya biasanya mengandung garam, bumbu perasa, dan monosodium glutamat (MSG).
Dengan harganya yang bersahabat serta cara persiapannya yang cukup mudah dan sederhana, mi instan sering kali menjadi pilihan makanan untuk orang yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu.
Akan tetapi, ada sejumlah dampak kesehatan yang dapat timbul akibat terlalu sering mengonsumsi mi instan. Hal ini terutama dikaitkan dengan keterbatasan zat gizi serta jumlah natrium dan MSG yang cenderung tinggi di dalamnya.
Menurut salah satu artikel dari laman Healthline.com, satu sajian mi instan umumnya mengandung kandungan serat dan protein yang rendah. Oleh karena itu, mi instan bukanlah pilihan yang paling baik untuk menurunkan berat badan.
Protein dikaitkan dengan rasa kenyang, dan makanan yang kaya protein lebih disarankan untuk mengendalikan berat badan. Di sisi yang sama, serat juga memiliki pasase (perjalanan makanan) yang lebih lambat melalui saluran cerna, yang membantu menghindari rasa lapar dan juga mendukung penurunan berat badan.
Dengan hanya 4 gram protein dan 1 gram serat per sajian, mi instan tidak terlalu berdampak pada rasa lapar maupun kenyang. Jadi, walaupun rendah kalori, konsumsi mi instan belum tentu membantu menurunkan lingkar pinggang.
Di sisi lain, mi instan juga mengandung zat yang dikenal sebagai MSG, yang sering digunakan untuk menambah rasa pada makanan yang diproses. Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan antara konsumsi MSG yang berlebih dengan peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan rasa mual.
Akan tetapi, penelitian lain menunjukkan bahwa bila MSG dikonsumsi secara moderat, tidak terdapat dampak signifikan yang terlihat pada berat badan. Namun, MSG dikatakan dapat mencetuskan beberapa keluhan, seperti nyeri kepala, nyeri otot, dan sebagainya, terutama pada orang yang memiliki sensitivitas terhadap zat tersebut.
Di samping itu, serangkaian penelitian lain yang menelaah kandungan nutrisi pada mi instan, hasilnya menunjukkan bahwa mi instan berhubungan dengan peningkatan asupan natrium, kalori, dan lemak, serta penurunan asupan protein, vitamin, dan mineral.
Dengan harganya yang bersahabat serta cara persiapannya yang cukup mudah dan sederhana, mi instan sering kali menjadi pilihan makanan untuk orang yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu.
Akan tetapi, ada sejumlah dampak kesehatan yang dapat timbul akibat terlalu sering mengonsumsi mi instan. Hal ini terutama dikaitkan dengan keterbatasan zat gizi serta jumlah natrium dan MSG yang cenderung tinggi di dalamnya.
Menurut salah satu artikel dari laman Healthline.com, satu sajian mi instan umumnya mengandung kandungan serat dan protein yang rendah. Oleh karena itu, mi instan bukanlah pilihan yang paling baik untuk menurunkan berat badan.
Protein dikaitkan dengan rasa kenyang, dan makanan yang kaya protein lebih disarankan untuk mengendalikan berat badan. Di sisi yang sama, serat juga memiliki pasase (perjalanan makanan) yang lebih lambat melalui saluran cerna, yang membantu menghindari rasa lapar dan juga mendukung penurunan berat badan.
Dengan hanya 4 gram protein dan 1 gram serat per sajian, mi instan tidak terlalu berdampak pada rasa lapar maupun kenyang. Jadi, walaupun rendah kalori, konsumsi mi instan belum tentu membantu menurunkan lingkar pinggang.
Di sisi lain, mi instan juga mengandung zat yang dikenal sebagai MSG, yang sering digunakan untuk menambah rasa pada makanan yang diproses. Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan antara konsumsi MSG yang berlebih dengan peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan rasa mual.
Akan tetapi, penelitian lain menunjukkan bahwa bila MSG dikonsumsi secara moderat, tidak terdapat dampak signifikan yang terlihat pada berat badan. Namun, MSG dikatakan dapat mencetuskan beberapa keluhan, seperti nyeri kepala, nyeri otot, dan sebagainya, terutama pada orang yang memiliki sensitivitas terhadap zat tersebut.
Di samping itu, serangkaian penelitian lain yang menelaah kandungan nutrisi pada mi instan, hasilnya menunjukkan bahwa mi instan berhubungan dengan peningkatan asupan natrium, kalori, dan lemak, serta penurunan asupan protein, vitamin, dan mineral.
Trims Ilmu nya sis...
ReplyDeleteKunjungin blog aku jg dong..
Yap, sama-sama... oke, segera meluncur...
Delete