![]() |
makam Putri Gading Cempaka |
Putri Gading Cempaka sudah melegenda di Bengkulu, tentu masyarakat Bengkulu tidak asing dengan nama itu. Terlebih Putri Gading Cempaka sudah dikemas dalam film yang menarik. Dan filmnya juga dibuat oleh tangan-tangan kreatif orang Bengkulu.
Putri Gading Cempaka merupakan putri bungsu Raja Ratu Agung. Raja Ratu Agung sendiri sebenarnya berasal dari Kerajaan Majapahit yang memerintah Kerajaan Sungai Serut, Bengkulu Utara.
Menurut cerita rakyat Bengkulu, raja Ratu Agung adalah penjelmaan dewa dari Gunung Bungkuk, yang tugasnya antara lain mengatur kehidupan di Bumi. Sebagai seorang raja, Ratu Agung dikenal sebagai raja yang adil dan bijaksana serta sangat disegani oleh rakyatnya.
Kemahsyuran Kerajaan Sungai Serut bukan karena sosok bijaksananya raja saja, namun juga dikarenakan oleh kecantikan Putri Gading Cempaka. Kecantikannya selalu mempesona pangeran-pangeran dari negeri seberang dan banyak diantaranya yang ingin meminangnya.
Dari sekian banyak pangeran yang berniat melamar, Putri Gading Cempaka beserta kerajaan menerima pinangan Baginda Maharaja Sakti, yang kemudian memimpin Kerajaan Sungai Lemau.
Keduanya hidup bahagia hingga akhir hayat. Cerita tentang kecantikan dengan kisah Putri Gading Cempaka ini terkenal sekali di Bengkulu, hingga makam dari Putri Gading Cempaka kerap menjadi tujuan ziarah. Karena itu tidak mengherankan jika makam ini menjelma jadi obyek wisata yang sangat terkenal di Bengkulu.
Masyarakat Bengkulu tentunya sudah tahu bahwa makam Putri Gading Cempaka dan Baginda Maharaja Sakti berada di Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Benteng, banyak dikunjungi kaum peziarah.
Nah, bagi yang belum pernah ke tempat ini sangat direkomendasikan untuk datang.
Makam ini tidak hanya dikunjungi peziarah dari Kabupaten Benteng, namun juga warga dari luar Provinsi Bengkulu. Bahkan tidak sedikit yang datang dari luar seperti pengunjung dari Provinsi Lampung, Palembang, hingga Jakarta.
Daya tarik tempat ini tentunya adalah situs bersejarah. Nah, makam yang sebelumnya seperti tak terurus ini, kini menjadi lebih bagus dan tertata. Seorang pengusaha membangun makam tersebut sejak tahun 1999.
Karena ini adalah objek wisata sejarah, pengunjung tidak diperkenankan mengotori apalagi merusaknya. Tidak hanya di tempat ini, melainkan setiap tempat wisata memang sudah sepatutnya dijaga bersama.
Putri Gading Cempaka merupakan putri bungsu Raja Ratu Agung. Raja Ratu Agung sendiri sebenarnya berasal dari Kerajaan Majapahit yang memerintah Kerajaan Sungai Serut, Bengkulu Utara.
Menurut cerita rakyat Bengkulu, raja Ratu Agung adalah penjelmaan dewa dari Gunung Bungkuk, yang tugasnya antara lain mengatur kehidupan di Bumi. Sebagai seorang raja, Ratu Agung dikenal sebagai raja yang adil dan bijaksana serta sangat disegani oleh rakyatnya.
Kemahsyuran Kerajaan Sungai Serut bukan karena sosok bijaksananya raja saja, namun juga dikarenakan oleh kecantikan Putri Gading Cempaka. Kecantikannya selalu mempesona pangeran-pangeran dari negeri seberang dan banyak diantaranya yang ingin meminangnya.
Dari sekian banyak pangeran yang berniat melamar, Putri Gading Cempaka beserta kerajaan menerima pinangan Baginda Maharaja Sakti, yang kemudian memimpin Kerajaan Sungai Lemau.
Keduanya hidup bahagia hingga akhir hayat. Cerita tentang kecantikan dengan kisah Putri Gading Cempaka ini terkenal sekali di Bengkulu, hingga makam dari Putri Gading Cempaka kerap menjadi tujuan ziarah. Karena itu tidak mengherankan jika makam ini menjelma jadi obyek wisata yang sangat terkenal di Bengkulu.
Masyarakat Bengkulu tentunya sudah tahu bahwa makam Putri Gading Cempaka dan Baginda Maharaja Sakti berada di Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Benteng, banyak dikunjungi kaum peziarah.
Nah, bagi yang belum pernah ke tempat ini sangat direkomendasikan untuk datang.
Makam ini tidak hanya dikunjungi peziarah dari Kabupaten Benteng, namun juga warga dari luar Provinsi Bengkulu. Bahkan tidak sedikit yang datang dari luar seperti pengunjung dari Provinsi Lampung, Palembang, hingga Jakarta.
Daya tarik tempat ini tentunya adalah situs bersejarah. Nah, makam yang sebelumnya seperti tak terurus ini, kini menjadi lebih bagus dan tertata. Seorang pengusaha membangun makam tersebut sejak tahun 1999.
Karena ini adalah objek wisata sejarah, pengunjung tidak diperkenankan mengotori apalagi merusaknya. Tidak hanya di tempat ini, melainkan setiap tempat wisata memang sudah sepatutnya dijaga bersama.
No comments