![]() |
Muhammad Yamin |
Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata Romantik? Barangkali tidak sedikit orang yang akan memikirkan tentang kisah cinta atau roman picisan. Namun, Romantik juga dapat bersanding dengan Revolusi. Karena tidak selamanya sesuatu yang berbau politik itu terkesan kaku.
Bahkan, Sukarno pernah mengatakan “Tiada Revolusi dapat tetap bertegak kepala, jikalau Rakyatnya tidak sedia menjalankan korbanan-korbanan yang perlu, dengan tegak kepala pula, bahkan dengan mulut bersenyum, karena menganggap korbanan-korbanan itu romantiknya Revolusi,” kata Bung Karno.
Sangat menarik sekali bukan?
Mengenai Romantik Revolusi, Prof. Mr. H. Muhammad Yamin yang saat itu menjabat sebagai Ketua Depernas sekaligus merupakan anggota MPRS juga pernah membahas tentang Romantik Revolusi dalam buku Pembangunan Semesta yang diterbitkan oleh Percetakan dan Penerbitan Nusantara.
Baginya, pembangunan raksasa, landreform dan potensi Nasional yang melimpah-limpah akan menjadi api di lautan Revolusi Pembangunan jika semuanya dicetuskan dalam suasana romantik revolusi, di dalam romantik revolusi menyalanya api tenaga kerohanian untuk membangun dari 92 juta jiwa Rakyat Indonesia yang bergolak. Tenaga itu tidak ada batasnya seperti terbukti dalam jaman yang lampau.
Dalam jaman kolonial sampai hari Proklamasi Rakyat Indonesia menyelubungi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia dengan semangat romantik revolusi yang tak mengenal letih-lesu dan jerit-derita. Berhasillah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia itu menolak imperialisme dan kolonialisme dan menegakkan idee Indonesia Merdeka.
Pada hari Proklamasi menyalalah semangat romantik kemerdekaan, yang bergaya dan berdaya membawa Rakyat kedalam kancah Revolusi menghancurkan imperialisme-kolonialisme dan menegakkan negara kesatuan Republik Indonesia atas kemerdekaan yang penuh, bulat dan berdaulat. Romantik Proklamasi membakar seluruh Indonesia, Asia Tenggara dan benua Asia-Afrika.
"Kemudian Revolusi Indonesia sendiri hidup berkembang dengan intensnya ditempat dan pada angkatan bangsa yang diilhami kepulungan romantik yang dituruni wahyu kepujanggan Republik. Kita turun kemedan pertempuran karena didorongkan oleh romantik revolusi yang membawa Rakyat Indonesia ke taraf revolusi waktu sekarang dalam dua-windu atau 16 tahun perjuangan mahadahsyat. Berjuang bertempur dan berdiplomasi karena didorongkan oleh romantik Revolusi.
Kini revolusi sampai ketaraf pembangunan semesta. Wahai Bangsa Indonesia Angkatan sekarang yang hidup berbahagia dalam negara merdeka-berdaulat Republik Indonesia. Ketahuilah bahwa pelaksanaan cita-cita Indonesia Merdeka itu ialah hasil perjuangan di jaman lampau." tulis M. Yamin dalam bukunya.
Di jaman penjajahan naik mimbar orator-orator dilobang singa perjuangan menabur cita-cita kemerdekaan dan berani menanggung segala resiko da pengorbanan. Waktu itu raksasa orator-orator Indonesia turun naik mimbar, dan bersilih ganti masuk tahanan, penjara dan pembuangan satu jatuh sepuluh gantinya; dan hilang sepuluh tumbuh seratus.
Diatas penderitaan yang gagah-perkasa itu sampailah Pergerakan Kemerdekaan mengantarkan Rakyat Indonesia kepada pintu gerbang kemerdekaan. Berdirilah negara kesatuan Republik Indonesia atas penderitaan Rakyat dan penderitaan 16 tahun yang lampau.
"Kini wahai Angkatan Bangsa Indonesia yang hidup bergelora diatas ayunan Revolusi yang meningkat dan yang belum selesai. Setelah Rakyat Indonesia berjuang dan bertempur membela negara kesatuan Republik Indonesia dengan darah dan hikmah maka datanglah waktunya dalam revolusi ini juga membentuk masyarakat sosialis Pancasila dengan melaksanakan pembangunan semesta nasional berencana dengan bertahap-tahap sampai yang dituju tercapai dengan sempurna.
Perjuangan telah berhasil membentuk negara Republik Indonesia dan kini langsung membentuk masyarakat merdeka-berdaulat-bersatu-adil dan makmur; 335 proyek A dan 8 proyek B akan bertebaran diseluruh Indonesia dai Sabang sampai Merauke. Ayunan cangkul pertama telah dilakukan pada hari pembuka tahun 1961 ditempat Proklamasi yang luhur gemilang diucapkan oleh Pimpinan Besar Revolusi Indonesia.
Revolusi Pembangunan berjalan terus, sampai negara dan masyarakat yang diidam-idamkan Proklamasi menjadi tercapai dan terlaksana. Laksanakanlah segala proyek Depernas dalam beberapa tahap dengan keyakinan setebal waja dan dengan kegembiraan hidup dengan melihat cahaya fajar masyarakat sosialis Pancasila dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang luhur dan gemilang.
Alangkah megahnya negara Republik Indonesia itu sebagai Pacifik Power bertempat dipersimpangan dua benua dan dua samudra seperti telah diimpikan oleh Bung Karno berpuluh-puluh tahun yang lampau didepan pengadilan di kota Bandung dan sepanjang pidatonya 5 tahun yang lampau di Heidelberg am Neckar, penuh dengan perpaduan romantik Jerman Barat dan romantik Revolusi Indonesia. Sementara itu Insya Allah Irian Barat sudah kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.
Kesana kita bergerak dan membangun; berkat Rahmat Allah pastilah akan terbentuk suatu Pacifik Power yang terjelma berupa negara kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Masyarakat Sosialis Pancasila berkat pembangunan Semesta.
Fajar di timur sudah menyingsing!" demikian Muhammad Yamin.
Bahkan, Sukarno pernah mengatakan “Tiada Revolusi dapat tetap bertegak kepala, jikalau Rakyatnya tidak sedia menjalankan korbanan-korbanan yang perlu, dengan tegak kepala pula, bahkan dengan mulut bersenyum, karena menganggap korbanan-korbanan itu romantiknya Revolusi,” kata Bung Karno.
Sangat menarik sekali bukan?
Mengenai Romantik Revolusi, Prof. Mr. H. Muhammad Yamin yang saat itu menjabat sebagai Ketua Depernas sekaligus merupakan anggota MPRS juga pernah membahas tentang Romantik Revolusi dalam buku Pembangunan Semesta yang diterbitkan oleh Percetakan dan Penerbitan Nusantara.
Baginya, pembangunan raksasa, landreform dan potensi Nasional yang melimpah-limpah akan menjadi api di lautan Revolusi Pembangunan jika semuanya dicetuskan dalam suasana romantik revolusi, di dalam romantik revolusi menyalanya api tenaga kerohanian untuk membangun dari 92 juta jiwa Rakyat Indonesia yang bergolak. Tenaga itu tidak ada batasnya seperti terbukti dalam jaman yang lampau.
Dalam jaman kolonial sampai hari Proklamasi Rakyat Indonesia menyelubungi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia dengan semangat romantik revolusi yang tak mengenal letih-lesu dan jerit-derita. Berhasillah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia itu menolak imperialisme dan kolonialisme dan menegakkan idee Indonesia Merdeka.
Pada hari Proklamasi menyalalah semangat romantik kemerdekaan, yang bergaya dan berdaya membawa Rakyat kedalam kancah Revolusi menghancurkan imperialisme-kolonialisme dan menegakkan negara kesatuan Republik Indonesia atas kemerdekaan yang penuh, bulat dan berdaulat. Romantik Proklamasi membakar seluruh Indonesia, Asia Tenggara dan benua Asia-Afrika.
"Kemudian Revolusi Indonesia sendiri hidup berkembang dengan intensnya ditempat dan pada angkatan bangsa yang diilhami kepulungan romantik yang dituruni wahyu kepujanggan Republik. Kita turun kemedan pertempuran karena didorongkan oleh romantik revolusi yang membawa Rakyat Indonesia ke taraf revolusi waktu sekarang dalam dua-windu atau 16 tahun perjuangan mahadahsyat. Berjuang bertempur dan berdiplomasi karena didorongkan oleh romantik Revolusi.
Kini revolusi sampai ketaraf pembangunan semesta. Wahai Bangsa Indonesia Angkatan sekarang yang hidup berbahagia dalam negara merdeka-berdaulat Republik Indonesia. Ketahuilah bahwa pelaksanaan cita-cita Indonesia Merdeka itu ialah hasil perjuangan di jaman lampau." tulis M. Yamin dalam bukunya.
Di jaman penjajahan naik mimbar orator-orator dilobang singa perjuangan menabur cita-cita kemerdekaan dan berani menanggung segala resiko da pengorbanan. Waktu itu raksasa orator-orator Indonesia turun naik mimbar, dan bersilih ganti masuk tahanan, penjara dan pembuangan satu jatuh sepuluh gantinya; dan hilang sepuluh tumbuh seratus.
Diatas penderitaan yang gagah-perkasa itu sampailah Pergerakan Kemerdekaan mengantarkan Rakyat Indonesia kepada pintu gerbang kemerdekaan. Berdirilah negara kesatuan Republik Indonesia atas penderitaan Rakyat dan penderitaan 16 tahun yang lampau.
"Kini wahai Angkatan Bangsa Indonesia yang hidup bergelora diatas ayunan Revolusi yang meningkat dan yang belum selesai. Setelah Rakyat Indonesia berjuang dan bertempur membela negara kesatuan Republik Indonesia dengan darah dan hikmah maka datanglah waktunya dalam revolusi ini juga membentuk masyarakat sosialis Pancasila dengan melaksanakan pembangunan semesta nasional berencana dengan bertahap-tahap sampai yang dituju tercapai dengan sempurna.
Perjuangan telah berhasil membentuk negara Republik Indonesia dan kini langsung membentuk masyarakat merdeka-berdaulat-bersatu-adil dan makmur; 335 proyek A dan 8 proyek B akan bertebaran diseluruh Indonesia dai Sabang sampai Merauke. Ayunan cangkul pertama telah dilakukan pada hari pembuka tahun 1961 ditempat Proklamasi yang luhur gemilang diucapkan oleh Pimpinan Besar Revolusi Indonesia.
Revolusi Pembangunan berjalan terus, sampai negara dan masyarakat yang diidam-idamkan Proklamasi menjadi tercapai dan terlaksana. Laksanakanlah segala proyek Depernas dalam beberapa tahap dengan keyakinan setebal waja dan dengan kegembiraan hidup dengan melihat cahaya fajar masyarakat sosialis Pancasila dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang luhur dan gemilang.
Alangkah megahnya negara Republik Indonesia itu sebagai Pacifik Power bertempat dipersimpangan dua benua dan dua samudra seperti telah diimpikan oleh Bung Karno berpuluh-puluh tahun yang lampau didepan pengadilan di kota Bandung dan sepanjang pidatonya 5 tahun yang lampau di Heidelberg am Neckar, penuh dengan perpaduan romantik Jerman Barat dan romantik Revolusi Indonesia. Sementara itu Insya Allah Irian Barat sudah kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.
Kesana kita bergerak dan membangun; berkat Rahmat Allah pastilah akan terbentuk suatu Pacifik Power yang terjelma berupa negara kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Masyarakat Sosialis Pancasila berkat pembangunan Semesta.
Fajar di timur sudah menyingsing!" demikian Muhammad Yamin.
No comments