Sebentar Lagi Gerhana Bulan Total 28 Juli, Ini Tata Cara Shalat Gerhana


SUNFLOWORDS.COM, Pada hari Sabtu (28/7/2018) akhir pekan nanti, sebuah gerhana bulan total akan terjadi. Gerhana bulan total kali ini terbilang istimewa karena durasi dari gerhana bulan total ini akan jadi yang terlama di abad ini. Sebab Gerhana bulan total kali ini akan berdurasi 1 jam 43 menit.

Indonesia termasuk salah satu negara yang beruntung bisa melihat langsung fenomena alam ini. Bahkan seluruh jengkal tanah Nusantara ini bakal melihat penuh gerhana bulan total yang diperkirakan berlangsung mulai tengah malam untuk Wilayah Indonesia Barat (WIB).

Tentu, masyarakat daerah Bengkulu pun dapat menyaksikan moment langka ini secara langsung.

Mengutip laman Planetarium Jakarta, proses terjadinya gerhana bulan total aan berjalan dalam tujuh tahapan. Jadi, harus bersiap-siap untuk begadang di akhir pekan demi menyaksikan fenomena alam langka ini.

Diperkirakan tahapan gerhana akan berlangsung dari pukul 00:14.49 WIB sampai 06.28.37 WIB. Namun demikian, tahapan gerhana yang relatif dapat mudah diamati oleh awam adalah mulai pukul 01:24:27 WIB.

Berikut tahapan gerhana bulan total seperti diinformasikan Planetarium.

1. Bulan masuk penumbra Bumi: pukul 00:14:49 WIB.
Biasanya mata awam sukar membedakan apakah sudah terjadi gerhana atau belum.

2. Bulan masuk umbra Bumi: pukul 01:24:27 WIB.
Mulai relatif mudah dilihat dengan mata telanjang.

3. Fase GBT mulai: pukul 02:30:15 WIB.
Wajah Bulan berwarna merah (makin besar polusi udara, makin merah gelap).

4. Tengah Gerhana (Mid): pukul 03:21:43 WIB.
Waktu puncak fase GBT.

5. Akhir tahap total: pukul 04:13:12 WIB.
Wajah Bulan mulai terang ditepinya (Bulan mulai keluar umbra).

6. Bulan keluar umbra Bumi: pukul 05:19:00 WIB.
Wajah Bulan kembali Purnama, namun kecerlangannya belum kembali normal karena masih dalam tahap Gerhana Bulan Penumbra.

7. Bulan keluar penumbra Bumi: pukul 06:28:37 WIB
Berakhirlah seluruh fase gerhana.

Di balik fenomena alam gerhana bulan yang akan terjadi, tentu tersimpan kebesaran dari Allah. Oleh karena itu bagi mereka yang beragama Islam sangatlah disarankan untuk melakukan shalat gerhana bulan. Hal ini sendiri sudah tertulis dalam hadits dari Al-Mughirah dalam kitab Bulughul Maram No. 526 yang berbunyi:

" Pada zaman Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah terjadi gerhana matahari yaitu pada hari wafatnya Ibrahim. Lalu orang-orang berseru, terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim. Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak terjadi gerhana karena kematian dan kehidupan seseorang. Jika kalian melihat keduanya berdo’alah kepada Allah dan sholatlah sampai kembali seperti semula.

Shalat gerhana bulan sebenarnya boleh dilakukan sendiri atau tanpa perlu pergi ke masjid. Namun sangat disarankan untuk melakukannya secara berjama'ah karena Rasulullah dahulu mengerjakannya secara berjamaah di masjid, dengan khutbah atau tanpa khutbah.

Shalat gerhana bulan ini dikerjakan 2 rakaat dengan dalam setiap rakaat terdapat dua kali ruku'. Aisyah radhiyallahu'anha pun meriwayatkan, "Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengeraskan bacaannya saat shalat gerhana bulan, beliau shalat empat kali ruku’ dan empat kali sujud." (HR. Bukhari)

Sebelum melakukan shalat gerhana bulan, ada baiknya untuk membaca niat shalat gerhana bulan berikut ini:

- Jika menjadi imam shalat gerhana bulan:

"Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini imaaman lillahi ta’aalaa..."
Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala."

- Jika menjadi makmum shalat gerhana bulan:

"Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa..."
Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."

- Jika melakukan shalat gerhana bulan sendirian:

"Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini lillahi ta’aalaa..."
Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala."

Setelah membaca niat shalat gerhana bulan, maka berikutnya adalah melakukan shalat gerhana bulan tersebut dengan tata cara berikut ini seperti yang dilansir dari Liputan6.com:

1. Takbiratul Ihram.

2. Membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan surat yang panjang.

3. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lama, seperti waktu berdiri.

4. Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya. Disunnahkan lebih pendek daripada sebelumnya.

5. Ruku’ lagi. Disunnahkan waktunya lebih pendek dari ruku’ pertama.

6. I’tidal.

7. Sujud.

8. Duduk di antara dua sujud.

9. Sujud kedua

10. Berdiri lagi (rakaat kedua), membaca surat Al Fatihah dan lainnya

11. Ruku’. Disunnahkan waktu ruku’ lama, seperti waktu berdiri.

12. Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya.

13. Ruku’ lagi. Disunnahkan waktu ruku’ lebih pendek dari ruku’ pertama.

14. I’tidal.

15. Sujud.

16. Duduk di antara dua sujud.

17. Sujud kedua.

18. Duduk Tahiyah akhir.

19. Salam.

Begitu salam selesai diucapkan, maka sangat disunahkan untuk berdoa setelah shalat gerhana bulan. Sebabnya di waktu setelah shalat gerhana bulan adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa.

Berikut adalah doa yang harus diucapkan setelah shalat gerhana bulan:

Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah, agar hamba takut kepadaNya. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian seeorang. Maka jika engkau melihatnya, maka shalatlah dan berdoalah hingga gerhana itu tersingkap dari kalian.” (HR. An Nasa’i shahih).

Setelah doa shalat gerhana bulan selesai dikumandangkan, maka ada baiknya untuk ditutup dengan khutbah. Khutbah tersebut hendaknya berisikan untuk selalu mengingat kebesaran Allah yang Maha Kuasa, bertaubat atas segala dosa yang dilakukan, motivasi untuk selalu melakukan hal yang positif seperti sedekah, berdoa, dan beristighfar sebagai upaya agar selalu berada di jalan Allah.

No comments