![]() |
Mohammad Yamin merupakan salah satu tokoh yang ikut terlibat dalam pengeluaran gagasan mengenai dasar negara bersama dengan Presiden pertama Republik Indonesia, yaitu Bung Karno dan juga Dr Soepomo pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 pada sidang pertama BPUPKI.
24 Agustus adalah tanggal lahir Mohammad Yamin, tepatnya pada tahun 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Namun, di beberapa sumber lagi menyebutkan bahwa 23 Agustus adalah tanggal lahir Moh Yamin.
Melansir Biografipedia, Mohammad Yamin digambarkan sebagai seorang yang ahli dalam hukum, budayawan, politikus, sastrawan, dan sejarahwan. Ia juga dikenal sebagai salah satu pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji keindonesiaan", yang memengaruhi persatuan Indonesia.
Mohammad Yamin adalah tokoh terpenting dalam perumusan Sumpah Pemuda. Ikrar yang disusunnya telah mengilhami perjuangan bangsa selanjutnya, bahkan tetap menjadi perekat persatuan sampai saat ini.
M Yamin memiliki kemampuan besar ketika dia meyakinkan pimpinan sidang dan peserta Kongres Pemuda di Jakarta tentang rumusan yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Ketika kemudian setelah Indonesia merdeka muncul ide agar bahasa Jawa dijadikan bahasa nasional, ia menolaknya. Baginya bahasa adalah landasan utama dari eksistensi bangsa. Sebuah kalimat Tiada bahasa, bangsa pun hilang terdapat dalam sajaknya yang ditulis tahun 1921.
Dalam ingatan kolektif masyarakat, formula sumpah pemuda itu singkat saja bahwa kita memiliki satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa. Pemilihan bahasa Indonesia yang berasal dari Melayu sebagai bahasa nasional merupakan keputusan yang sangat cemerlang dan visioner.
Pada masa pendudukan negara Jepang di Indonesia pada tahun (1942-1945), Yamin bertugas di Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), sebuah organisasi nasionalis yang disokong oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1945, ia terpilih sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Mohammad Yamin juga mengemukakan pendapatnya mengenai dasar negara pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanankan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Berikut ini usulan dasar negara dari Moh. Yamin :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Pada sidang BPUPKI, Yamin banyak memainkan peran. Ia berpendapat agar hak asasi manusia dimasukkan ke dalam konstitusi negara. Ia juga mengusulkan agar wilayah Indonesia pasca-kemerdekaan, mencakup Sarawak, Sabah, Semenanjung Malaya, Timor Portugis, serta semua wilayah Hindia Belanda.
Sukarno yang pada saat itu juga merupakan anggota BPUPKI menyokong ide Yamin tersebut. Pasca kemerdekaan, Sukarno menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama, dan Yamin juga dilantik untuk jabatan-jabatan yang penting dalam pemerintahannya.
Pasca kemerdekaan, beberapa jabatan yang pernah dijabat oleh Moh Yamin antara lain:
- Anggota DPR (sejak tahun 1950)
- Menteri Kehakiman (1951-1952)
- Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953-1955)
- Menteri Urusan Sosial dan Budaya (1959-1960)
- Ketua Dewan Perancang Nasional (1962)
- Ketua Dewan Pengawan IKBN Antara (1961-1962)
- Menteri Penerangan (1962-1963)
Kemerdekaan dan persatuan Indonesia adalah puncak dari perjalanan sejarah Indonesia. Yamin juga sangat peduli dengan pendidikan sejarah. Bahkan pendidikan secara umum dan pendidikan guru. Khususnya untuk pendidikan sejarah,dia sudah berpikir bahwa pelajaran sejarah seyogianya tidak membosankan murid.
Dilansir dari LIPI, tahun 1956 Mohammad Yamin menerbitkan buku Atlas Sejarah dan Lukisan Sejarah (kedua buku itu diterbitkan oleh Penerbit Djambatan Jakarta tanggal 17 Agustus 1956) yang merupakan alat bantu pengajaran sejarah agar tidak membuat siswa menjadi jenuh. Dalam pengantar buku Atlas Sejarah disebutkan, Kami sangat berhemat menyebut segala peperangan dan pertempuran yang berlaku dalam perjalanan sejarah karena kemajuan dunia bukanlah hanya sejarah perang, melainkan sungguh banyak sangkut-pautnya dengan peristiwa lain.
24 Agustus adalah tanggal lahir Mohammad Yamin, tepatnya pada tahun 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Namun, di beberapa sumber lagi menyebutkan bahwa 23 Agustus adalah tanggal lahir Moh Yamin.
Melansir Biografipedia, Mohammad Yamin digambarkan sebagai seorang yang ahli dalam hukum, budayawan, politikus, sastrawan, dan sejarahwan. Ia juga dikenal sebagai salah satu pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji keindonesiaan", yang memengaruhi persatuan Indonesia.
Mohammad Yamin adalah tokoh terpenting dalam perumusan Sumpah Pemuda. Ikrar yang disusunnya telah mengilhami perjuangan bangsa selanjutnya, bahkan tetap menjadi perekat persatuan sampai saat ini.
M Yamin memiliki kemampuan besar ketika dia meyakinkan pimpinan sidang dan peserta Kongres Pemuda di Jakarta tentang rumusan yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Ketika kemudian setelah Indonesia merdeka muncul ide agar bahasa Jawa dijadikan bahasa nasional, ia menolaknya. Baginya bahasa adalah landasan utama dari eksistensi bangsa. Sebuah kalimat Tiada bahasa, bangsa pun hilang terdapat dalam sajaknya yang ditulis tahun 1921.
Dalam ingatan kolektif masyarakat, formula sumpah pemuda itu singkat saja bahwa kita memiliki satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa. Pemilihan bahasa Indonesia yang berasal dari Melayu sebagai bahasa nasional merupakan keputusan yang sangat cemerlang dan visioner.
Pada masa pendudukan negara Jepang di Indonesia pada tahun (1942-1945), Yamin bertugas di Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), sebuah organisasi nasionalis yang disokong oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1945, ia terpilih sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Mohammad Yamin juga mengemukakan pendapatnya mengenai dasar negara pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanankan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Berikut ini usulan dasar negara dari Moh. Yamin :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Pada sidang BPUPKI, Yamin banyak memainkan peran. Ia berpendapat agar hak asasi manusia dimasukkan ke dalam konstitusi negara. Ia juga mengusulkan agar wilayah Indonesia pasca-kemerdekaan, mencakup Sarawak, Sabah, Semenanjung Malaya, Timor Portugis, serta semua wilayah Hindia Belanda.
Sukarno yang pada saat itu juga merupakan anggota BPUPKI menyokong ide Yamin tersebut. Pasca kemerdekaan, Sukarno menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama, dan Yamin juga dilantik untuk jabatan-jabatan yang penting dalam pemerintahannya.
Pasca kemerdekaan, beberapa jabatan yang pernah dijabat oleh Moh Yamin antara lain:
- Anggota DPR (sejak tahun 1950)
- Menteri Kehakiman (1951-1952)
- Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953-1955)
- Menteri Urusan Sosial dan Budaya (1959-1960)
- Ketua Dewan Perancang Nasional (1962)
- Ketua Dewan Pengawan IKBN Antara (1961-1962)
- Menteri Penerangan (1962-1963)
Kemerdekaan dan persatuan Indonesia adalah puncak dari perjalanan sejarah Indonesia. Yamin juga sangat peduli dengan pendidikan sejarah. Bahkan pendidikan secara umum dan pendidikan guru. Khususnya untuk pendidikan sejarah,dia sudah berpikir bahwa pelajaran sejarah seyogianya tidak membosankan murid.
Dilansir dari LIPI, tahun 1956 Mohammad Yamin menerbitkan buku Atlas Sejarah dan Lukisan Sejarah (kedua buku itu diterbitkan oleh Penerbit Djambatan Jakarta tanggal 17 Agustus 1956) yang merupakan alat bantu pengajaran sejarah agar tidak membuat siswa menjadi jenuh. Dalam pengantar buku Atlas Sejarah disebutkan, Kami sangat berhemat menyebut segala peperangan dan pertempuran yang berlaku dalam perjalanan sejarah karena kemajuan dunia bukanlah hanya sejarah perang, melainkan sungguh banyak sangkut-pautnya dengan peristiwa lain.
No comments