![]() |
Barangkali kau tak tahu bahwa aku sering merutuk diri dalam sepi. Lalu, kusebut namamu berkali-kali. Aku memang tak pernah jenuh merapal rindu dan merangkai kekata cinta dalam kepala tertuju untukmu.
Aku mencintaimu.
Aku merindukanmu.
Aku ingin berada di sampingmu.
Kalimat-kalimat itu rasanya ingin kuteriakkan pada semesta, agar semuanya tahu bahwa hatiku hanya tertuju padamu.
Aku ingin mengkotak-kotakan gumpalan rindu ini agar ia tertata lebih rapi dalam hati, namun sejenak aku tersadar. Kau siapa dan aku siapa?
Lebih dari itu, aku sadar bahwa perasaan ini sudah satu tingkat di atas keterlaluan. Aku pun berpikir "Bukankah sesuatu yang berlebihan itu tidak baik?"
Oh astaga, kuseka aliran hangat di wajahku. Ada apa? Aku menangis?
Aku merutuk diri (lagi) namun tidak disertai menyebut namamu berkali-kali, melainkan hatiku berdetak hebat karena nyaris aku hampir lupa menyertakan-Nya.
Aku terlampau mencintaimu hingga aku lupa bahwa ada yang dengan amat sangat mencintaiku. Aku lupa DIA yang memberiku segalanya termasuk secuil perasaan untukmu.
Dan kau...
Kuakui sinar matamu yang mampu melumpuhkan hati
Aku terpukau pada lantunan suara merdumu
Senyummu bahkan pernah membuat duniaku berhenti berputar
Tetapi,
Jika pesonamu membuatku lupa pada-Nya
Maaf, aku pilih DIA ketimbang dirimu.
Dan aku memilih pasrah, kupulangkan segala rasa pada-Nya. Dulu kau memang duniaku, namun sekarang aku lebih memilih akhiratku.
Sampai jumpa di masa depan jika DIA menghendaki kita bernaung dalam pertemuan, atau cukuplah hadirmu sebagai pelajaran.
No comments