![]() |
Pilpres 2019 mendatangkan berita-berita hangat bahkan menjadi perbincangan harian di kalangan masyarakat. Membahas tentang pemimpin negeri ini memang menarik, sebab bukan hal mudah menjadi seorang pemimpin negeri dengan beragam budaya, bahasa dan keyakinan. Terlebih lagi harus mempertahankan nama baik bangsa di mata internasional.
Berbicara tentang pemimpin negeri, yang paling fenomenal adalah Presiden Pertama RI dan wakilnya yakni Sukarno-Hatta. Bukan tanpa alasan mereka dipilih, bukan hanya karena mereka adalah Bapak Proklamator, melainkan penuh pertimbangan.
Kapasitas dua Bapak Bangsa tersebut dalam memimpin negeri tidaklah dibangun secara instan. Sejarah telah mencatat perjuangan mereka dan dedikasi untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Sukarno, ia menjadi pemimpin hebat sesuai zaman sebab beliau memiliki karakter yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia pada saat itu.
Kala itu, Indonesia masih terbelenggu oleh penjajah sementara di sisi lain semangat dan darah merdeka yang mengalir di diri setiap penduduk harus tetap terjaga. Dengan hadirnya Sukarno mampu mengkondisikan hal tersebut.
Tak bisa disangkal jika karakter yang penuh gelora dari Bung Karno adalah karakter pemimpin yang paling dibutuhkan saat itu. Saat dimana Indonesia masih dalam ancaman pendudukan Belanda dan sekutu.
Dibutuhkan pemimpin gagah yang mampu menggerakkan seluruh rakyat Indonesia untuk ikut mempertahankan kemerdekaan, bukan sekadar menyihir publik dengan pidato yang berapi-api, tapi setiap kata-kata Sukarno juga penuh makna dan sangat visioner.
Sukarno bersama Hatta dan pahlawan-pahlawan bangsa lainnya mengobarkan semangat rakyat, semangat jiwa muda yang berkobar merupakan ciri khas Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno.
Dengan karakter seperti itu, Sukarno menjadi pemimpin idola. Selain itu, bangsa Indonesia sejak dulu memang sudah beragam. Dan Bung Karno mampu menengahi.
Saat itu sebagai bangsa yang baru, Indonesia sangat butuh persatuan dari semua golongan, terlebih Indonesia masih berjuang dalam perang revolusi. Nah, Sukarno lah yang paling bisa menjadi penengah, perekat di antara semua golongan.
Sukarno adalah seorang nasionalis sejati bersama partainya PNI. Beliau juga mengaku sebagai sosialis. Bung Karno juga seorang yang punya latar belakang Islam dan sangat dekat dengan tokoh Islam.
Beliau adalah anak didik tokoh Syarikat Islam, Tjokroaminoto dan pernah menjadi anggota Syarikat Islam. Saat dibuang di Bengkulu, Sukarno bersentuhan dengan Muhammadiyah dan menjadi anggotanya, bahkan logo Muhammadiyah selalu melekat di setelan jasnya.
17 Agustus 1945 Sukarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yang menandakan sejarah lahirnya bangsa Indonesia. Kala itu Sukarno dan Hatta secara de jure belum sah sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), baru secara resmi mengangkat Sukarno-Hatta sebagai pemimpin bangsa Indonesia melalui Sidang PPKI yang pertama, sehari setelah hari kemerdekaan atau 18 Agustus 1945 di Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon, Jakarta.
Otto Iskandar Dinata adalah sosok yang pertama kali mengusulkan Sukarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Peran Otto sebagai Anggota PPKI, direspon positif oleh Anggota PPKI lainnya dan Sukarno-Hatta terpilih secara aklamasi sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama.
Dalam Buku Sang Pejuang dalam Gejolak Sejarah karya Prof Iwa Kusumah Sumantri, dikatakan bahwa alasan Otto Iskandar Dinata mengusulkan Sukarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden karena keduanya adalah Ketua dan Wakil Ketua PPKI.
Selain itu, dalam buku Otobiografi tersebut, usul Otto agar Sukarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden karena kedekatan dua Tokoh tersebut memiliki kedekatan dengan Pemerintah Jepang dan diharap Sukarno-Hatta dapat menjadi mediator dengan pihak Dai Nippon.
Diangkatnya Sukarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden tanpa menuai reaksi maupun protes dari Anggota PPKI. Sukarno sendiri hanya menanggapi secara santai amanah sebagai Presiden RI yang pertama, sebagaimana yang dicatat dalam buku Cindy Adams, berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Yayasan Obor, tahun 2007.
Saat diangkat menjadi Presiden pertama RI, Sukarno kala itu masih berusia 44 tahun dan menjadikannya sebagai Presiden RI pertama dan termuda. Sementara Hatta berusia lebih muda dibanding Sukarno, yakni berumur 43 tahun.
Berbicara tentang pemimpin negeri, yang paling fenomenal adalah Presiden Pertama RI dan wakilnya yakni Sukarno-Hatta. Bukan tanpa alasan mereka dipilih, bukan hanya karena mereka adalah Bapak Proklamator, melainkan penuh pertimbangan.
Kapasitas dua Bapak Bangsa tersebut dalam memimpin negeri tidaklah dibangun secara instan. Sejarah telah mencatat perjuangan mereka dan dedikasi untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Sukarno, ia menjadi pemimpin hebat sesuai zaman sebab beliau memiliki karakter yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia pada saat itu.
Kala itu, Indonesia masih terbelenggu oleh penjajah sementara di sisi lain semangat dan darah merdeka yang mengalir di diri setiap penduduk harus tetap terjaga. Dengan hadirnya Sukarno mampu mengkondisikan hal tersebut.
Tak bisa disangkal jika karakter yang penuh gelora dari Bung Karno adalah karakter pemimpin yang paling dibutuhkan saat itu. Saat dimana Indonesia masih dalam ancaman pendudukan Belanda dan sekutu.
Dibutuhkan pemimpin gagah yang mampu menggerakkan seluruh rakyat Indonesia untuk ikut mempertahankan kemerdekaan, bukan sekadar menyihir publik dengan pidato yang berapi-api, tapi setiap kata-kata Sukarno juga penuh makna dan sangat visioner.
Sukarno bersama Hatta dan pahlawan-pahlawan bangsa lainnya mengobarkan semangat rakyat, semangat jiwa muda yang berkobar merupakan ciri khas Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno.
Dengan karakter seperti itu, Sukarno menjadi pemimpin idola. Selain itu, bangsa Indonesia sejak dulu memang sudah beragam. Dan Bung Karno mampu menengahi.
Saat itu sebagai bangsa yang baru, Indonesia sangat butuh persatuan dari semua golongan, terlebih Indonesia masih berjuang dalam perang revolusi. Nah, Sukarno lah yang paling bisa menjadi penengah, perekat di antara semua golongan.
Sukarno adalah seorang nasionalis sejati bersama partainya PNI. Beliau juga mengaku sebagai sosialis. Bung Karno juga seorang yang punya latar belakang Islam dan sangat dekat dengan tokoh Islam.
Beliau adalah anak didik tokoh Syarikat Islam, Tjokroaminoto dan pernah menjadi anggota Syarikat Islam. Saat dibuang di Bengkulu, Sukarno bersentuhan dengan Muhammadiyah dan menjadi anggotanya, bahkan logo Muhammadiyah selalu melekat di setelan jasnya.
17 Agustus 1945 Sukarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yang menandakan sejarah lahirnya bangsa Indonesia. Kala itu Sukarno dan Hatta secara de jure belum sah sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), baru secara resmi mengangkat Sukarno-Hatta sebagai pemimpin bangsa Indonesia melalui Sidang PPKI yang pertama, sehari setelah hari kemerdekaan atau 18 Agustus 1945 di Gedung Road van Indie di Jalan Pejambon, Jakarta.
Otto Iskandar Dinata adalah sosok yang pertama kali mengusulkan Sukarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Peran Otto sebagai Anggota PPKI, direspon positif oleh Anggota PPKI lainnya dan Sukarno-Hatta terpilih secara aklamasi sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama.
Dalam Buku Sang Pejuang dalam Gejolak Sejarah karya Prof Iwa Kusumah Sumantri, dikatakan bahwa alasan Otto Iskandar Dinata mengusulkan Sukarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden karena keduanya adalah Ketua dan Wakil Ketua PPKI.
Selain itu, dalam buku Otobiografi tersebut, usul Otto agar Sukarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden karena kedekatan dua Tokoh tersebut memiliki kedekatan dengan Pemerintah Jepang dan diharap Sukarno-Hatta dapat menjadi mediator dengan pihak Dai Nippon.
Diangkatnya Sukarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden tanpa menuai reaksi maupun protes dari Anggota PPKI. Sukarno sendiri hanya menanggapi secara santai amanah sebagai Presiden RI yang pertama, sebagaimana yang dicatat dalam buku Cindy Adams, berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Yayasan Obor, tahun 2007.
Saat diangkat menjadi Presiden pertama RI, Sukarno kala itu masih berusia 44 tahun dan menjadikannya sebagai Presiden RI pertama dan termuda. Sementara Hatta berusia lebih muda dibanding Sukarno, yakni berumur 43 tahun.
No comments