Jangan Hanya Minta Dimaklumi, Sesekali Gerakkan Hati untuk Memahami

Aku yakin kalian pernah mendengar atau malah terjadi pada kalian tentang hal ini, misalnya orang lain berkata padamu; "Maklumin saja, Si A memang begitu orangnya."

Dan yang lebih parah, justru orangnya sendiri yang sering minta maklumi dengan kata-kata; "Maklum, aku memang begini orangnya."

Bayangkan kalau orang yang sering minta maklumi itu sifatnya pemarah dan egois. Bisa jadi teman kamu, atasanmu atau siapapun.

 Aku hanya berpikir, apa dibenak mereka pernah terbesit untuk memahami? Kalau orang itu pemarah, dan selalu kita disalahkan dijadikan pelampiasan, kan itu tidak menyenangkan.

Jadi, kalau bertemu atau berhadapan dengan orang ini jadilah lebih berani. Daripada kamu tertekan dan memendam kekesalan, sesekali tegur saja dia. Sekalipun dia atasan kamu.

Kita ini makhluk sosial dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lain, jangan hanya minta dimaklumi sesekali gerakkanlah hati untuk memahami.

Paham bagaimana diri jika di posisi orang yang kita marahi atau orang yang kita pojokkan dijadikan pelampiasan.

Bayangkan jika itu menimpa diri sendiri. Maka dari itu, setidaknya kurangi kadar egoisme dalam diri. Sebab setiap orang punya hati, dan jika kamu membuat luka dan meretakkan hati orang lain, itu tidak dapat kembali seperti semula.

Sekalipun memiliki kekuasaan, bukan berarti bisa semena-mena dengan menginjak-injak orang lain. Maklum yang kita miliki tentu ada batasnya pun kesabaran manusia biasa juga kadang bisa mencapai batas. Jangan jadi orang yang keterlaluan.

Yuk, nasehati dan tegur orang-orang yang sering marah dan sering minta dimaklumi.

No comments