Umbi talas, wah saya pernah mencicipinya di umur 22 tahun ketika satu teman kos punya kebunnya. Dulu saya takut mengonsumsi umbi talas, karena kebayang gatal-gatal gitu, tapi pas dicoba sama sekali tidak justru enak banget apalagi diolah jadi perkedel.
Tumbuhan umbi ini banyak diolah untuk kudapan seperti milk tea, es krim, dan lainnya. Tak hanya enak, talas juga memiliki efek kesehatan yang penting. Sebagai salah satu umbi-umbian, talas menyimpan karbohidrat kompleks yang baik untuk fungsi tubuh.
Selain umbinya yang bergizi, melansir Healthline, ini keuntungan yang didapat dari mengonsumsi talas:
- Mengontrol kadar gula darah
Kadar serat dalam talas membantu memperlambat pencernaan dan menyerap karbohidrat lainnya. Hal ini kemudian mencegah lonjakan gula darah besar setelah makan Studi menemukan bahwa diet tinggi serat hingga 42 gram per hari, dapat mengurangi kadar gula darah sekitar 10 mg/dl pada orang dengan diabetes tipe 2.
Talas juga mengandung jenis pati khusus, dikenal sebagai pati resistan, yang tidak dapat dicerna oleh manusia sehingga tidak meningkatkan kadar gula darah. Sebanyak 12 persen pati dalam akar talas yang dimasak adalah pati resistan. Nah, kombinasi pati dan serat resistan ini membuat akar talas menjadi pilihan yang baik, terutama untuk orang dengan diabetes.
- Mengurangi risiko serangan jantung
Serat dan pati resistan pada akar talas juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Penelitian menemukan bahwa orang yang makan lebih banyak serat cenderung memiliki tingkat penyakit jantung yang lebih rendah.
Studi lainnya menyebutkan bahwa setiap tambahan 10 gram serat per hari, dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 17 persen. Hal ini diyakini berhubungan dengan efek penurun kolesterol pada serat, meski tetap dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Talas mengandung lebih dari 6 gram serat per cangkir (132 gram), jumlah ini melebihi kentang hingga lebih dari dua kali lipat, sehingga dapat menjadi asupan serat yang bermutu tinggi. Kandungan pati resistannya juga mampu menurunkan kolesterol, yang berhubungan juga dengan risiko penyakit jantung.
- Sebagai zat antikanker
Talas mengandung senyawa nabati bernama polifenol yang memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk potensi untuk mengurangi risiko kanker. Polifenol yang ditemukan pada akar talas adalah kuersetin – ini bisa diperoleh juga dalam bawang, apel dan teh.
Uji tabung dan penelitian pada hewan menemukan bahwa kuersetin dapat memicu kematian sel kanker dan memperlambat pertumbuhan beberapa jenis kanker. Ia juga merupakan antioksidan kuat yang melindungi tubuh dari kerusakan radikal bebas berlebihan yang berhubungan dengan kanker.
Satu penelitian juga menemukan bahwa ekstrak talas mampu menghentikan penyebaran beberapa jenis sel kanker payudara dan prostat. Meski demikian, butuh lebih banyak penelitian lagi untuk lebih memahami sifat-sifat antikanker pada talas.
Manfaat lainnya dari mengonsumsi talas adalah menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan usus. Jangan lupa untuk memasak akar talas sebelum memakannya. Ini berguna untuk menetralkan senyawa yang dapat menyebabkan sensasi menyengat yang tidak menyenangkan di mulut.
Tumbuhan umbi ini banyak diolah untuk kudapan seperti milk tea, es krim, dan lainnya. Tak hanya enak, talas juga memiliki efek kesehatan yang penting. Sebagai salah satu umbi-umbian, talas menyimpan karbohidrat kompleks yang baik untuk fungsi tubuh.
Selain umbinya yang bergizi, melansir Healthline, ini keuntungan yang didapat dari mengonsumsi talas:
- Mengontrol kadar gula darah
Kadar serat dalam talas membantu memperlambat pencernaan dan menyerap karbohidrat lainnya. Hal ini kemudian mencegah lonjakan gula darah besar setelah makan Studi menemukan bahwa diet tinggi serat hingga 42 gram per hari, dapat mengurangi kadar gula darah sekitar 10 mg/dl pada orang dengan diabetes tipe 2.
Talas juga mengandung jenis pati khusus, dikenal sebagai pati resistan, yang tidak dapat dicerna oleh manusia sehingga tidak meningkatkan kadar gula darah. Sebanyak 12 persen pati dalam akar talas yang dimasak adalah pati resistan. Nah, kombinasi pati dan serat resistan ini membuat akar talas menjadi pilihan yang baik, terutama untuk orang dengan diabetes.
- Mengurangi risiko serangan jantung
Serat dan pati resistan pada akar talas juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Penelitian menemukan bahwa orang yang makan lebih banyak serat cenderung memiliki tingkat penyakit jantung yang lebih rendah.
Studi lainnya menyebutkan bahwa setiap tambahan 10 gram serat per hari, dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 17 persen. Hal ini diyakini berhubungan dengan efek penurun kolesterol pada serat, meski tetap dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Talas mengandung lebih dari 6 gram serat per cangkir (132 gram), jumlah ini melebihi kentang hingga lebih dari dua kali lipat, sehingga dapat menjadi asupan serat yang bermutu tinggi. Kandungan pati resistannya juga mampu menurunkan kolesterol, yang berhubungan juga dengan risiko penyakit jantung.
- Sebagai zat antikanker
Talas mengandung senyawa nabati bernama polifenol yang memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk potensi untuk mengurangi risiko kanker. Polifenol yang ditemukan pada akar talas adalah kuersetin – ini bisa diperoleh juga dalam bawang, apel dan teh.
Uji tabung dan penelitian pada hewan menemukan bahwa kuersetin dapat memicu kematian sel kanker dan memperlambat pertumbuhan beberapa jenis kanker. Ia juga merupakan antioksidan kuat yang melindungi tubuh dari kerusakan radikal bebas berlebihan yang berhubungan dengan kanker.
Satu penelitian juga menemukan bahwa ekstrak talas mampu menghentikan penyebaran beberapa jenis sel kanker payudara dan prostat. Meski demikian, butuh lebih banyak penelitian lagi untuk lebih memahami sifat-sifat antikanker pada talas.
Manfaat lainnya dari mengonsumsi talas adalah menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan usus. Jangan lupa untuk memasak akar talas sebelum memakannya. Ini berguna untuk menetralkan senyawa yang dapat menyebabkan sensasi menyengat yang tidak menyenangkan di mulut.
No comments