Cerita cinta selalu menarik untuk dinarasikan, bukan hanya tentang bagaimana Cinderella bertemu Pangeran namun juga tentang cinta yang tak pernah diutarakan.
"Jadi, apa alasanmu mencintainya?" tanyaku pada seorang teman.
Aku minim pengalaman perihal cinta, untuk itu agar bisa dengan lugas menulisnya aku pun bertanya. Sangat banyak bertanya, dari dulu hingga detik ini tak pernah lelah. Aku hanya penasaran bagaimana seseorang bisa jatuh cinta.
"Aku juga bingung kalau kau tanya itu..." jawab temanku.
Aku pun lama berpikir, pernah kubaca sebuah kutipan 'terkadang kita tidak butuh alasan untuk mencintai seseorang', kupikir ada benarnya juga sebab kutimbang-timbang temanku bingung mencari alasannya.
Barangkali cinta memang begitu, ketika kita sadar kita sudah dalam keadaan mencintainya. Bisa kucontohkan perasaan cinta pada keluarga, cinta itu seperti takdir. Ketika hadir di dunia ini dan sadar, kita sudah mencintainya.
Entah, apakah sama atau tidak cinta pada keluarga dengan cinta pada 'seseorang', kau tahu maksudku kan? Semoga nanti bisa kubahas ulang ketika di suatu saat aku jatuh cinta pada seseorang.
"Yang jelas aku suka karena sikap dewasa dan tanggungjawabnya," lanjut temanku.
"Oh, begitu..." komentarku.
Jika itu adalah alasan temanku jatuh cinta pada lelakinya, barangkali aku sudah ratusan kali jatuh cinta. Sebab ada banyak orang yang bersikap dewasa dan bertanggungjawab di dunia ini, oh dear... oke abaikan saja.
Aku juga pernah membaca bahwa ada dua jenis orang yang tak bisa mendeskripsikan cinta, yakni; orang yang sedang jatuh cinta dan orang yang tidak sedang jatuh cinta.
Well, temanku jenis yang pertama dan aku yang kedua. Jadi intinya, tidak ada orang yang bisa dengan benar dan utuh mendeskripsikan cinta.
Sekeras apapun aku memikirkannya tetap tak bisa kurangkaikan dengan kata-kata, bagi yang bisa boleh komentarnya di bawah tulisan ini.
Kembali lagi pada cerita temanku, "Jujur deh va, cinta itu benar-benar tak melihat fisik ataupun tebal tipisnya isi dompet," kata temanku.
"Dia bukan lelaki dengan tampang seperti artis Korea, dan orangnya sederhana," sambungnya.
"Jadi, kau bakal memilihnya sebagai pasangan sehidup sesurga?" tanyaku antusias.
Temanku tadi tertawa, tak bisa kudefinisikan apa maksud tawanya. Bisa jadi sesungguhnya dia masih memikirkan dengan matang, atau bisa jadi hatinya sudah mantap hingga tak bisa berkata-kata lagi.
Entahlah,
Yang jelas kutangkap bahagia dari nada bicaranya. Orang yang jatuh cinta tentu bahagia dong ya.
"Jatuh cinta dulu baru nikah, atau nikah dulu baru jatuh cinta?" aku bertanya lagi.
"Mungkin pilihan pertama deh va, soalnya aku takut dong tidak bisa jatuh cinta setelah nikah kan bahaya, haha..." ujarnya lalu tertawa lagi.
Ya... ya... kutahu itu, sebab dia tengah jatuh cinta pikirku, kudoakan semoga segera lancar urusan ke depannya. Menjadi pasangan yang memiliki penerus yang memperjuangkan agama Allah.
Cerita kami nyaris satu jam lamanya, tentu ada hal lain yang dibicarakan dan tidak kusebutkan disini. Kan tidak mungkin menjabarkan semua cerita heboh dua sahabat tentang cinta.
Satunya heboh karena tengah berbunga-bunga, satunya lagi heboh karena tidak tahu apa-apa.
Jadi teman, begitulah cinta...
Misterius.
Dalam kepalaku, jatuh cinta itu seperti ini; ketika melihat seseorang itu kau akan merasa bahagia, melihatnya tertawa seolah bisa merobohkan pijakanmu, tutur sapanya bisa menumbuhkan bunga tiba-tiba di dada, dan hanya dengan mengingatnya kau seolah bisa menghadapi rintangan apapun.
Pasti perasaan itu kita rasakan ketika totalitas hati mengingat Sang Pencipta kan? Begitulah kudefinisikan cinta, namun sesungguhnya maknanya sangatlah luas.
Seperti apapun kau memaknai cinta, yang jelas jangan sampai cintamu pada makhluk-Nya melebihi cintamu pada Allah.
Semoga suatu hari nanti Tuhan mengirimkan seseorang yang tidak hanya membuatmu jatuh cinta tetapi juga menumbuhkan rasa untuk membangun cinta bersama.
Karena jika tidak bangun, jatuh itu akan selamanya sakit, percayalah.
Dan tentang pertanyaan 'kenapa kau memilih pasanganmu yang sekarang?' tidak perlu dianggap serius, karena sepanjang apapun kau rangkai kalimat tetap tak akan cukup.
Cinta itu luas, walau kau tahu dengkurannya keras kau tidak akan mengubah perasaanmu, kau tahu dia berantakan tapi masih cinta, dan lain sebagainya...
Cinta itu melemahkan logika, jadi wajar kutak jatuh cinta hingga sekarang sebab semuanya selalu kulogikakan. Kupikirkan dengan matang.
Tapi pasti suatu saat nanti ada orang yang membuatku tak memikirkan hal tersebut, seperti yang terjadi pada temanku. Dia sadar kekurangan lelakinya, tetapi tetap dengan perasaan yang sama. Karena menurutnya dua orang akan sempurna jika bersama.
Jika kau yang sedang membaca bernasib sama denganku, semoga kita semua dijatuh cintakan pada orang-orang pilihan, orang terbaik menurut-Nya.
Bagi yang tengah jatuh cinta, semoga menjadi pasangan hebat hingga kaki menginjak surga.
Cinta tidak seperti jadwal piket kelas yang menunggu giliran secara teratur, karena menurut banyak orang cinta akan datang dengan tiba-tiba bahkan disaat kau tak siap sekalipun. Dan 'creepy' nya lagi kau tak bisa menentukan mau jatuh cinta dengan siapa.
Namun, kabar baiknya kau bisa menumbuhkan cinta. Dengan fokus pada akhlak baiknya, karena menurut film yang pernah kutonton sih katanya; cinta itu ditumbuhkan bukan dicari.
No comments