Top Secret! Kisah Cinta dan Riwayat Pacaran

Sesuai judulnya, sebenarnya ini adalah top secret. Dan masalah perasaan, aku benar-benar tertutup kepada siapapun (kecuali pada Tuhan).

Ini yang kerap kali menjadi keluhan teman-temanku hingga sekarang, apalagi teman baru yang kukenal selepas kuliah. Mereka selalu bilang "Kalau kisah cintamu gimana Va? Kok aku terus yang cerita. Ayo dong cerita juga."

Menanggapi itu, biasanya aku hanya terkekeh. Aku tertawa. Lalu menjawab "Tidak ada yang spesial, lanjutkan saja ceritamu. Biar jadi inspirasi buat kutulis." ujarku.

Sebenarnya, bukan tidak ada yang spesial. Justru karena cerita itu sangat spesial, aku jadi enggan menceritakannya. Paling hanya dua orang teman yang tahu. Bagi teman-teman kuliah tentu sudah tahu siapa dua orang itu, tapi mereka pun sudah kuwanti-wanti untuk tidak terlalu banyak menceritakan tentangku pada orang lain kecuali atas izinku.

Jadi pada akhirnya daripada menimbulkan praduga hingga fitnah, aku belajar terbuka dan mengklarifikasi beberapa hal.

Tentang kisah cintaku, tetap tak bisa kuberitahu. Hanya saja tak perlu khawatir, karena aku masih sangat normal *hahahaa soalnya ada yang bercanda mau masukin ke RSJ karena dia kira aku gak suka orang, sukanya kucing. Iya, aku memang suka kucing. Tapi tidak segitunya juga keles *wkwk.

Tentang orang yang aku suka? Sebenarnya aku menyukai semua orang. Karena manusia itu mengagumkan dengan keunikannya masing-masing. Tapi kalau cinta pada lawan jenis atau melihat seseorang sebagai lelaki yang kusuka, aku tentu ragu. Ragu untuk menuliskannya disini *hahhaa.

Pasti ada. Aku yakin setiap orang pasti punya seseorang di hatinya. Tapi sebagian besar memilih untuk diam, bukan karena tidak berani menyatakan, tapi hanya merasa ini bukan waktu yang tepat untuk mengutarakan perasaan.

Aku setuju jika cinta itu adalah anugerah. Tuhan menciptakan cinta memang agar manusia dapat berkasih-sayang pada sesama dengan cara tertentu yang dihalalkanNya.

Tapi, aku termasuk orang yang menganut kepercayaan tentang cinta pertama dan terakhir *hoho.

Riwayat pacaran? Sebentar kuingat-ingat dulu. Waktu SMP *gilee masih bocah, itu sungguh tidak tepat dibilang pacaran. Sebab dari dulu hingga sekarang aku memang menyukai banyak orang dengan berbagai alasan, beda dengan cinta yang dengan sadar selalu diperbincangkan pada Tuhan.

Ketika SMA, aku juga tidak pacaran. Di masa ini aku jadi penghuni perpustakaan dan bersama komunitas fokus berkarya lewat tulisan walau sebatas ditempel di mading sekolah, kami pernah beberapa kali ikut lomba dan menjadi juara.

Kemudian ketika kuliah, fokusku untuk berkarya menjadi lebih lagi, bisalah bikin buku keroyokan sama teman-teman. Belum lagi organisasi yang kuikuti cukup banyak dan ditambah tugas kuliah juga. Jadi aku cukup sibuk. Meskipun sempat ada pengalaman buruk yang waktu itu sempat heboh sampai aku menelepon mbak-mbak karena takut, tapi aku nyaris lupa dengan perasaan 'cinta'. Ketika kumpul bertiga percakapan kami pun sangat sederhana, "Eh, si A keren ya?" kata temanku, lalu ditimpali "Si B lebih keren tahu!" sesederhana itu dan selebihnya rahasia *hihii.

Aku tidak bermaksud menghakimi orang yang pacaran, karena menurutku ini adalah prinsip masing-masing. Tapi bukan berarti aku membenarkan status pacaran.

Dan bukan berarti aku tidak pernah diajak pacaran. Tentu pernah beberapa kali, tapi aku selalu kabur lebih jauh hingga tak terlihat lagi *hehee gak gitu juga.

Aku tidak meragukan orang-orang berpendapat bahwa aku tidak ingin pacaran. Buktinya tanpa kukatakan mereka pun sudah paham. Oleh karena itu mereka tidak lagi mengajak pacaran melainkan menawarkan pernikahan. Seketika aku langsung memacu langkah seribu *hahaa gak gitu juga ih.

Wah, aku sangat menghargai niat baik itu (begini awal mula jawabanku hehe), tapi dengan terpaksa aku menolak. Bukan tidak kupertimbangkan, justru jawabanku adalah hal termatang yang kuucapkan. Hanya saja ini masalah hati dan bincang-bincang pada Tuhan.

Teman-teman pasti paham tentang apa yang dikatakan hati dari sudut terdalamnya. Seolah-olah hati berteriak "Bukan dia orangnya."
 
Aku adalah orang yang percaya bahwa cinta itu dapat ditumbuhkan, oleh karena itu tentang orang yang kucinta sama sekali tak pernah kupaksakan pada Tuhan. Aku juga tidak mau mencari, karena beberapa nasehat menekankan untuk lebih baik menjadi.

Ketika aku butuh seseorang yang hebat sebagai kekasih hati, maka aku yang terlebih dulu harus menghebatkan diri. Dan ketika kubutuh orang yang selalu ingat Tuhan, itu berarti aku yang harus lebih dulu memperbaiki diri. Dari dulu hal ini selalu disebut 'memantaskan diri'.

Dan kriteria? Sebenarnya hal ini tidak patut dipertanyakan. Karena cinta adalah perasaan yang tidak bisa menentukan akan jatuh pada siapa, kapan, dimana, atau bagaimana. Cinta itu selalu tak terduga. Dan sebaik-baik cinta adalah mencintai ketaatan manusia pada Allah.

Kadang, disini banyak orang salah persepsi. Mereka menganggapku sesuai ekspektasi. Sekali lagi kubilang berhentilah, sebab ekspektasi itu berlebihan dan aku tidak sebaik itu *aku ini tiap malam makan orang hahaa becanda ih.

Tapi benar, aku tidak sebaik itu. Tidak pula jahat sangat. Barangkali aku hanya terlihat baik karena Tuhan yang menutupi keburukanku. Percayalah aku jauh dari ekspektasimu teman, karena aku tidak lebih dari seorang manusia yang nyaris setiap detik merasa penuh dosa dan ibadahku masih sangat kurang.

Dan menjadi ketakutanku dari dulu bahwa ketika aku pacaran hanya akan membuatku lebih merasa berdosa lagi. Aku sangat takut. Jadi lebih baik tidak pacaran sama sekali. Tapi bukan berarti aku anti lelaki *hahaa kok seram kalii. Tidak sampai sebegitunya juga, sebab orang hebat yang kupanggil Bapak adalah lelaki, adikku juga lelaki, Alm. Abang juga lelaki, dan suamiku nanti juga pasti laki-laki *yaiyalah kunyuk gimana sih.

Jadi, dengan ini aku menepis kabar miring yang banyak menyangka aku pacaran karena status-status galau. Setiap hari aku dikelilingi orang galau, dan 60% tulisanku terinspirasi dari lingkungan. 30% nya lagi menghayal dan 10% nya kata-kata itu keluar dengan sendirinya.

Kemudian, banyak pula teman-teman yang kepo "Eva, itu di WA kamu foto siapa sih?" sebenarnya aku enggan menanggapi, tapi karena lucu disini kuterangkan bahwa semua foto itu hanya ilustrasi dari tulisan-tulisannya *meneketehe mereka siapa bambaannkk!.

Tapi, kita tentu tidak dapat mengendalikan prasangka orang lain. Begitupun aku. Tidak terlalu peduli dengan yang orang sangkakan selama itu tidak membahayakan orang lain.

Kemudian, ada juga beberapa orang yang bertanya "Kemarin, kutanya sudah ada calon katamu sudah ada Va, benar kan?" aku lalu mengangguk. Memang benar aku sudah punya calon. Setiap orang di dunia ini pun sudah punya calon bahkan sejak dulu sudah punya calon pendamping hidup, sejak langit belum mengenal lautan sudah Tuhan tuliskan.

Begitu maksudku *hahaa cari aman.

Pernikahan itu tidak mudah. Kan jadi aneh kalau datang-datang kemudian langsung ngajak nikah, *gue belum tahu sifat asli elu boy. Ya, karena menurutku penting mengetahui banyak hal tentang seseorang yang berniat serius. Perempuan lain pun pasti sepakat akan hal ini.

Menikah itu harus siap lahir batin, ini bukan perkara umur. Tapi masalah kesiapan. Ada kok perempuan 18 tahun tapi udah siap, ada banyak malah. Ada pula yang sudah 30 tahun tapi masih belum siap. Semua itu tergantung diri masing-masing.

Dan memilih partner hidup tidak bisa asal-asalan. Kalau perempuan berarti mencari imam yang mampu membimbing dengan baik dari dunia menuju surga-Nya. Mencari tempat bersandar, bercerita banyak hal, membangun mimpi bersama, susah-senang bersama dan saling menerima kekurangan kelebihan. Menyelami semua itu harus dengan orang yang tepat.

Itulah kenapa belajar dan berproses itu perlu. Dan menurutku masih ada banyak hal yang harus kupelajari. Sebab setiap perempuan pasti ingin menjadi yang terbaik untuk lelakinya kelak.

Setiap orang termasuk aku pasti pernah jatuh cinta, pada akhirnya juga berharap di ujung penantian akan seperti dialog singkat di film KCB "Sebenarnya, dialah yang selama ini aku cintai." Pasti bahagia kan, Tuhan mendatangkan seseorang yang namanya pernah dipinjam untuk diperbincangkan dengan-Nya.

Tetapi jika tidak, pasti Tuhan bermaksud mendatangkan seseorang yang jauh lebih baik lagi. Semakin baik dirimu, insya Allah kualitas jodohmu akan semakin baik pula.

Wah, jadi panjang begini *hehee. Intinya aku sudah meluruskan beberapa hal yang kemarin sempat ditanyakan teman-teman. Kalau punya kisah menarik boleh dikabarkan padaku, sebab ada banyak cerita yang sudah menginspirasiku sejauh ini.

No comments