Vietnam dan Aku, Menenun Rindu di Langit Biru

at King Palace
Pengalaman tak terlupakan, entah kamu, aku, atau siapapun tentu kita pasti memiliki itu. Aku yakin ada banyak hal berkesan yang tak mampu dilupakan dengan gampang. Semacam kenangan terindah, yang memenuhi kepala dan bunganya sesak tumbuh di dada.

November 2015, kakiku pertama kalinya melangkah ke luar negeri. Itu adalah salah satu pengalamanku yang paling tak terlupakan.

Dalam rangka pertukaran mahasiswa, aku mendapat kesempatan menyambangi Vietnam selama 10 hari bersama beberapa dosen (yang mengantar) dan seorang rekan di program yang sama.

Nah, kala itu juga merupakan pertama kalinya aku berada di dalam pesawat. Dari Bengkulu menuju Jakarta, kemudian ke Kuala Lumpur, singgah ke Ho Chi Minh, lalu melanjutkan perjalanan ke Hue.

Total empat kali berada di pesawat untuk keberangkatan. Dari Bengkulu pukul 06.00 pagi, tiba di Hue pukul 23.00 karena delay melanda berkali-kali.

Sesampainya di bandara yang ada di Hue, kami dijemput oleh seorang profesor dan translator. Setelah makan kami langsung menuju guest house.

Wah, lelahnya bukan main. Tapi perasaan lelah tergantikan semua oleh bahagia. 10 hari di Vietnam rasanya sangat kurang.

Hue University College of Education
Ingin membaca ceritaku di Vietnam? Sebelumnya sudah pernah kutulis, berikut linknya (klik saja):

Aku mengenal banyak teman baru tentunya, bahkan hingga detik ini kami masih berkomunikasi dan melemparkan kekata rindu, mereka berharap aku bisa kesana lagi dan aku berharap giliran mereka yang berkunjung kesini.

Berada di Vietnam, aku mengalami banyak hal 'pertama kali', selain pertama kali ke luar negeri dan berada di pesawat *hehee maklum traveling sebelumnya gapernah pake pesawat, kemudian aku juga pertama kali karaoke bareng teman-teman, pertama kali nyanyi di panggung ditonton ratusan mahasiswa waktu acara Hari Guru di Vietnam, pertama kali dapat puluhan bunga mawar dari teman-teman disana, dan lain-lain.

Menyenangkan, bahkan wangi jalanan disana tak pernah kulupa. Karena siang dan malam saat berada di Hue, aku menyusuri daerah itu tanpa lelah sebab teman-teman disana juga semangat mengenalkanku pada banyak hal menarik.

Siangnya aku diajak keliling ke tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan ikut agenda kampus. Malamnya jalan lagi, lihat pentas seni di pinggir Perfume River, ngobrol sama banyak turis dari Negara lain, bahkan sepasang suami istri dari Singapura tetap menghubungiku karena dia tertarik dengan Indonesia.

teman-teman & guru (di panggung itulah aku nyanyi dengan suara pas-pas.an tapi diteriakin amazing wkwk)
Dan...
Entah apalagi yang perlu kutuliskan, ternyata ada juga jenis bahagia yang membuat tak bisa berkata-kata meski sebenarnya ada banyak hal yang ingin disampaikan.

Yang jelas aku rindu dengan saat itu, rasanya ingin lagi merasakan debar sebelum kaki tiba di Hue. Rasanya ingin lagi menatap lekat langit biru lewat jendela pesawat.

Sepulangnya dari sana, kujahit pelan-pelan luka perpisahan. Rindu yang menjalar kurasakan, segera kulempar ke dada langit sebab dadaku sudah terlalu sempit. Sesak *huaahhh pengen traveling ke luar negeri lagi.

Semoga kelak, kita semua bisa traveling ke negara impian dan meninggalkan jejak disana. Aamiin.

2 comments

  1. So inspiring, dulu, waktu mahasiswa, saya merasa kurang maksimal hikss, but learn from that time, harus memaksimalkan hari yang sekarang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, tidak ada kata terlambat. Kita harus memanfaatkan waktu yang sekarang lebih baik lagi :)

      Delete