Umur dua tiga membuatku bertanya-tanya, kenapa ada banyak sekali orang galau di sekitarku? wkwk.
Kemarin sore Bengkulu hujan, aku dan seorang teman berteduh di sebuah warung makan dan tanpa pikir panjang masuk lalu memesan menu yang tersedia.
Benarlah kata pujangga bahwasanya hujan dapat menenangkan pikiran apalagi sambil makan.
Kemarin sore Bengkulu hujan, aku dan seorang teman berteduh di sebuah warung makan dan tanpa pikir panjang masuk lalu memesan menu yang tersedia.
Benarlah kata pujangga bahwasanya hujan dapat menenangkan pikiran apalagi sambil makan.
"Kenapa ya dia selalu labil begitu?" ujar temanku membuka percakapan yang sebelumnya terhenti saat di motor.
Dia kemudian cerita panjang lebar selayaknya perempuan pada umumnya. Aku tertegun, khusyuk sekali mendengar denting sendok yang menyenggol piringku.
Dia kemudian cerita panjang lebar selayaknya perempuan pada umumnya. Aku tertegun, khusyuk sekali mendengar denting sendok yang menyenggol piringku.
"Memilih pasangan hidup itu harus yang satu visi misi dan satu ideologi," kataku. Sebab, kudengar banyak dan besar sekali perbedaan diantara mereka.
"Jika visi misi dan ideologi kalian tidak satu, berarti dia bukan orang yang tepat untukmu. Pertimbangkan lagi," ucapku kemudian.
Berbeda bukan tidak boleh, karena tidak ada manusia yang benar-benar sama. Namun, jika itu menyangkut visi misi dan ideologi maka memang harus dipikirkan dengan matang.
Berbeda bukan tidak boleh, karena tidak ada manusia yang benar-benar sama. Namun, jika itu menyangkut visi misi dan ideologi maka memang harus dipikirkan dengan matang.
Apa pentingnya sama visi misi dan ideologi? Oh sangat penting, ini adalah pondasi dari sebuah rumah tangga. Jika pondasinya rapuh, tiang yang kokoh dan dinding dengan cat emas pun bisa roboh.
Memilih calon presiden saja kita harus yang visi misi dan ideologinya sama dengan kita, apalagi ini memilih pasangan hidup yang kelak sebelum dan ketika bangun tidur akan melihatnya terus.
Dalam hitungan detik aku pun berubah jadi penasihat, meski sebenarnya hatiku juga tidak benar-benar sehat *hohoo. Dengan menasihati orang lain, kuanggap tengah berbicara pada diri sendiri.
"Memiliki pasangan yang sekufu dan sepadan itu sangat penting," kataku lagi. Temanku terlihat memikirkan dalam-dalam dan cerita pun berlanjut hingga malam via WhatsApp.
Apapun yang terjadi kemudian, kuharap temanku bisa memutuskan yang terbaik untuk dia dan masa depannya. Memilih pasangan tidak sebercanda itu hanya dengan modal cinta, karena hati sejatinya mudah sekali terbolak-balik. Hari ini cinta, besok belum tentu masih iya.
Apapun yang terjadi kemudian, kuharap temanku bisa memutuskan yang terbaik untuk dia dan masa depannya. Memilih pasangan tidak sebercanda itu hanya dengan modal cinta, karena hati sejatinya mudah sekali terbolak-balik. Hari ini cinta, besok belum tentu masih iya.
Jadi perihal pasangan, memang tidak boleh sembarangan.
Betul, memilih pasangan memang tak boleh sembarangan. Itu menyangkut komitmen seumur hidup dari ijab qabul yang telah dilakukan di hadapan pengulu dan disaksikan banyak orang.Cinta harus punya malar juga. Apakah pasangan kelak akan membahagiakan kita atau malah menyengsarakan.
ReplyDeleteWatak dan wawasan juga harus dipertimbangkan. Kestabilan emosi sangat penting. Pun kemandirian finansial dan adab serta akhlaknya.
Semoga bisa memutuskan mana yang terbaik demi masa depan agar selamat dunia akhirat dan hubungan tak berantakan.
Aamiin, iya benar sekali karena perihal pasangan hidup adalah tentang surga dan neraka juga :)
Delete