Mengingatkan diri sendiri untuk menjadi bahagia kadang berakhir dengan senyum palsu dan kepura-puraan saja, begitu yang banyak diungkapkan orang kepadaku.
Ya, aku bahkan pernah di posisi itu. Ketika langit di kepala rasanya gelap gulita dan semangat pun pergi entah kemana. Yang tertinggal hanya rasa lelah dan enggan sekali untuk bahagia. Seolah tak ada alasan lagi.
Memang begitu bagi yang hatinya tengah patah atau kecewa, namun pagi ini aku berpikir dalam-dalam bahwa sebenarnya bahagia tidak sesulit itu.
Lantas bagaimana caranya?
Mulai dengan Alhamdulillah.
Syukur kita pada Tuhan.
Apa yang menyebabkan lunturnya bahagia? Mimpi yang lagi-lagi bertemu kebuntuan? Atau gagal melakukan sesuatu dengan baik?
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
Kita hanya perlu membuang enggan dan membuka pintu hati, boleh jadi kita gagal dalam meraih sesuatu yang sangat kita dambakan, tapi tidakkah kita berpikir bahwa Tuhan lah yang menulis skenario?
Boleh jadi kita sudah berdoa dan berusaha semaksimalnya, tapi Tuhan tetap menjawab TIDAK. Lantas kenapa? Bukan karena kita tidak pantas mendapatkan hal itu, percayalah bahwa Tuhan tengah mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih baik lagi.
Kita harus memulai mendidik hati dan pikiran agar yang bermunculan adalah hal-hal yang positif dan baik. Jika hati dan pikiran sudah terkendali, maka bahagia tidak akan sulit lagi.
Bersyukur masih diberi napas untuk memperbaiki kesalahan dan mencoba lagi, bersyukur karena di luar sana masih banyak saudara yang mendamba berada di posisi kita.
Kita harus bersyukur agar menjadi bahagia.
Bukan bahagia dulu baru bersyukur.
Sesederhana itu.
Bahagia tidak melulu bisa ditemukan, kadang ia harus dicari dan mulailah dari diri sendiri. Bisa jadi gagalnya kita disebabkan kurangnya syukur dan selalu mencaci dalam hati, tidak menutup kemungkinan bahwa kacaunya hari adalah karena hati yang nyaris mati.
Syukur akan membuat hal buruk itu luntur, jadi jangan mundur untuk menjadi pribadi yang penuh syukur. Dengan begitu bukan hanya kita yang bersahaja, melainkan orang-orang di sekeliling kita juga bisa tertular bahagia.
No comments