Kepalaku dipenuhi kata, tapi mulutku tak bisa mengeja
Ada tumpukan namamu dalam narasi yang selama ini dipintal hati
Ada harap pada-Nya agar kelak Dia berkenan mempertemukan
Dan ada rindu yang tak dapat lagi ditampung oleh waktu
Bertahun-tahun yang lalu
Ketika kakiku melangkah di birunya hari itu
Semakin dalam perasaan kupendam
Takutku juga semakin pekat menyamai malam
Aku membisu, memikirkanmu dari waktu ke waktu
Takutku perihal kamu pun tidak menentu
Aku takut
Hadirmu hanya sebagai narasi yang berlumut
Dan aku takut
Penantianku berubah kalut
Aku rindu
Boleh kubicara begitu?
Bagaimana denganmu?
Sedang berpura-pura tak tahu?
Atau tengah mencoba merayu Sang Penggenggam waktu?
Jawab aku!
Atau rindu ini kubunuh.
Bengkulu, 12 Februari 2019
No comments