Tipe Lelaki Idaman?

Aku pernah ditanya seperti ini: kenapa sih tidak pacaran? sebenarnya lelaki idamanmu seperti apa?

Wah, itu pertanyaan yang bikin greget. Soalnya aku tidak tahu harus jawab apa. Sebenarnya sih bukan tidak tahu mesti jawab apa, tapi sedang malas-malasnya bercerita.

Namun, karena ini pertanyaan yang menarik akhirnya aku mencoba menjawab sebisaku.

"Dia yang menginspirasi," jawabku.

Temanku tadi bingung, karena menurutnya itu adalah jawaban yang mengambang. Harusnya jawab saja seperti orang-orang pada umumnya, misal tipe idaman itu seperti; orang yang tinggi, ganteng, cerdas, bla bla bla...

Aku rasa tidak perlu, sebab dengan jawabanku tadi sudah sangat cukup dan kompleks. Aku bahkan ragu mengetahui bagaimana rasanya jatuh cinta pada manusia (read; lawan jenis). Pasalnya menurut buku yang kubaca, cinta itu tidak bisa diprediksi kapan datangnya dan sama siapa.

Bukan tidak pernah suka, pernah pastinya tapi hanya sebatas itu saja; apa aku menyukainya? ah sudahlah, lepaskan saja dan tidak perlu diharapkan. Itu yang kulakukan.

Mengidamkan sosok lelaki seperti Rasulullah? Oh jelas tapi sadar diri masih sangat-sangat jauh dari sifatnya Khadijah. Memimpikan yang tampan seperti Nabi Yusuf? Perempuan mana yang tidak mau, tapi introspeksi diri tidak jelita seperti Zulaikha.

Sebelum membahas tentang topik ini, aku selalu mengukur diri sendiri. Dan tidak perlu lagi sibuk mencari, melainkan sibukkan saja diri untuk menjadi. Dengan kesibukan seperti ini dijamin tidak akan 'kekeringan' seperti katanya Tsamara Amany.

Dan dia yang yang menginspirasi itu bisa jadi menginspirasiku dalam hal beribadah, ketekunannya belajar, pantang menyerahnya dia dalam meraih impian, kebaikan yang ditularkannya pada sesama, murah hatinya, sederhananya dia, dan lain sebagainya.

Hanya saja, jika benar suatu hari nanti aku akan jatuh hati... kuharap dia adalah sosok yang menginspirasi.

Singkatnya seperti itu, kalau diperpanjang lagi bisa bikin buku *hehee.

Pastikan satu hal ketika masih punya kesadaran saat jatuh cinta, pastikan dia yang dicinta mampu membawa atau membimbing menuju kebaikan. Dan perempuan, penting untuk tahu bahwa orang yang dicintai itu bisa memuliakanmu bahkan ketika dia sedang marah atau kesal.

Lelaki yang sifat dan sikapnya menginspirasi, dia yang tidak akan mencaci semarah apapun dirinya. Dan lelaki yang tidak main kekerasan, penting untuk diketahui bahwa sesalah-salahnya perempuan TIDAK pantas dilampiaskan dengan kekerasan (bacalah kisah Nabi Ayyub dan istrinya Rahmah).

Perempuan dengan segala kebengkokkannya, diluruskan secara paksa jelas ia akan patah. Jadi, dia yang sifat sabarnya juga menginspirasi penting untuk dipertimbangkan.

Namun, tidak ada manusia yang sempurna. Itulah kenapa manusia diciptakan berpasang-pasangan agar bisa saling melengkapi. Dan jangan menuntut seseorang yang kamu cintai untuk tampil sempurna, melainkan terima apa adanya dan bantu dia menutupi kekurangan tersebut dengan kelebihan yang dimilikinya. ^^


No comments