Terdapat rangkaian peristiwa yang dicatat sejarah di masa Abad Demokrasi Terpimpin. Beberapa peristiwa di bawah ini terjadi 54 tahun yang lalu.
Dikutip dari Buku Kronik Abad Demokrasi Terpimpin yang disusun oleh Koesalah Soebagyo Toer dengan cetakan pertama Februari 2016, berikut dijelaskan beberapa hal yang terjadi pada 10 Januari 1966.
Dikutip dari Buku Kronik Abad Demokrasi Terpimpin yang disusun oleh Koesalah Soebagyo Toer dengan cetakan pertama Februari 2016, berikut dijelaskan beberapa hal yang terjadi pada 10 Januari 1966.
1. Di Fakultas Ekonomi UI berlangsung seminar dengan tema Trace Baru Ekonomi Indonesia. Ikut berbicara para ahli ekonomi terkemuka seperti Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana, Emil Salim, Subroto, Mohammad Sadli, dan Prof. Sarbini Sumawinata. Hadir pula Prof.Dr.Sumitro Djojohadikusumo.
Ikut berbicara juga Jenderal A.H. Nasution, Jenderal Soeharto, Jenderal Sjarif Thajeb, Adam Malik, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Subchan Z.E. dll.
Ikut berbicara juga Jenderal A.H. Nasution, Jenderal Soeharto, Jenderal Sjarif Thajeb, Adam Malik, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Subchan Z.E. dll.
2. Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI mengadakan rapat umum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dan beberapa anggota stafnya ikut hadir. Sarwo Edhie berpidato untuk mengobarkan semangat mahasiswa untuk berdemonstrasi. Untuk pertama kali diperkenalkan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat): 1. Bubarkan PKI; 2. Retul Kabinet; dan 3. Turunkan Harga.
Usai rapat, mahasiswa dengan jaket kuningnya bergerak turun ke jalan menuju Departemen PTIP, kemudian ke Sekretariat Negara untuk menyampaikan tuntutan tersebut. Sepanjang jalan mereka meneriakkan slogan-slogan seperti "Turunkan harga beras!", "Turunkan harga bensin!", "Singkirkan menteri goblok!"
Menurut Dr. Subandrio, di P dan K (seyogianya PTIP, KST) mereka bertemu Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh dan menyampaikan tuntutan mereka kepadanya. Chaerul menanggapinya sambil lalu.
"Harga-harga lalu meningkat, bensin mahal, mahasiswa marah. Inilah pangkal aksi-aksi Tritura, 10 Januari 1966, tatkala mahasiswa antara lain menduduki pompa-pompa bensin. Inilah untuk pertama kalinya publik secara terang-terangan menyatakan tidak menyukai pemerintah. Bung Karno tambah marah."
Usai rapat, mahasiswa dengan jaket kuningnya bergerak turun ke jalan menuju Departemen PTIP, kemudian ke Sekretariat Negara untuk menyampaikan tuntutan tersebut. Sepanjang jalan mereka meneriakkan slogan-slogan seperti "Turunkan harga beras!", "Turunkan harga bensin!", "Singkirkan menteri goblok!"
Menurut Dr. Subandrio, di P dan K (seyogianya PTIP, KST) mereka bertemu Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh dan menyampaikan tuntutan mereka kepadanya. Chaerul menanggapinya sambil lalu.
"Harga-harga lalu meningkat, bensin mahal, mahasiswa marah. Inilah pangkal aksi-aksi Tritura, 10 Januari 1966, tatkala mahasiswa antara lain menduduki pompa-pompa bensin. Inilah untuk pertama kalinya publik secara terang-terangan menyatakan tidak menyukai pemerintah. Bung Karno tambah marah."
3. Chaerul Saleh menyatakan kepada pemuda-pemuda yang berdemonstrasi menuntut diturunkannya harga barang-barang bahwa sebelum terjadinya G30S semua usaha Pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi selalu disabot oleh PKI. Jadi yang memerintah Indonesia sebelum Peristiwa G30S itu bukan Pemerintah, tetapi PKI. Sabotase dilakukan PKI di segala bidang; politik, ekonomi, sosial, kebudayaan.
4. Harian 'Angkatan Bersendjata' memberitakan para mahasiswa meneriakkan tuntutan: "Ganyang Subandrio!"
5. Benedict Anderson dan Ruth McVey yang masih mahasiwa S3 selesai menulis makalah tentang Gerakan 30 September (G30S) yang kemudian terkenal dengan nama Cornell Paper atau White Paper. Di dalamnya dikatakan: "Tokoh-tokoh utama dari gerakan ini baik di Jawa Tengah maupun Jakarta sendiri adalah perwira-perwira dari Komando Daerah Militer (Kodam) Diponegoro. Mereka semuanya bekas bawahan dari Soeharto sendiri."
Judul makalah: "A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia" semula diedarkan di kalangan terbatas. Baru diterbitkan untuk umum, tanpa perubahan, tahun 1971.
Tesis utama Cornell Paper adalah bahwa kudeta tersebut sebenarnya merupakan konflik internal AD.
Judul makalah: "A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia" semula diedarkan di kalangan terbatas. Baru diterbitkan untuk umum, tanpa perubahan, tahun 1971.
Tesis utama Cornell Paper adalah bahwa kudeta tersebut sebenarnya merupakan konflik internal AD.
Tulisannya bguss mbk
ReplyDeleteHaii Retii, terima kasih sudah mampir :)
Delete