Kemarin, di pertigaan jalan aku melihat bunga-bunga. Berwarna ungu dan sangat indah, aku lantas ingin memotretnya, tapi malu sebab bunga-bunga itu berada di dekat pagar rumah orang -tak jauh dari gerbang masuk bagian luarnya.

Dan tadi siang aku kembali melewati pertigaan jalan itu, rupanya semua bunga yang kulihat kemarin sudah dipangkas pemiliknya.

Sejenak aku berdiri mematung, rupanya kesempatan kedua tak selalu datang sesuai harapan.

Dan akupun banyak berpikir, tentang kesempatan apa-apa saja yang sudah kulewatkan selama ini...

"kalau saja kemarin aku memutuskan memotret bunga-bunga itu, setidaknya... aku bisa melihat dan mengenangnya." sesalku.

Tapi, potret bunga-bunga itu pastilah tidak ditakdirkan untuk berada di ponselku. Jadi, aku hanya tersenyum :)

Aku beruntung, sebab bisa melihat pemandangan indah bunga-bunga itu. Aku bisa melukisnya dalam ingatan. Dan aku bisa mengenangnya dengan baik, bagaimana angin menggerakkan dedaunannya dan bagaimana cerahnya bunga-bunga itu yang seolah tersenyum padaku.

Sekarang aku mengerti, kadang kita berada di situasi tertentu yang sekalipun tidak menyenangkan tapi memberi banyak pelajaran.

Lalu di lain waktu, barangkali aku harus mengeluarkan sedikit keberanian; untuk tersenyum kepada si pemilik bunga lalu mengatakan; "bolehkah aku... memotret bunga-bunga ini?"

Di lain waktu, aku tidak akan ragu-ragu lagi.
Di lain waktu, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik lagi.

Ketika ada kesempatan baik, aku harus pandai melihat dan mengambilnya. Sebab sesal selalu datang belakangan, dan terkadang kita lebih banyak menyesali kesempatan atau peluang yang tidak kita ambil.

Kadang kita begitu menyesali keputusan diri yang selalu beranggapan "besok saja, nanti saja, sebentar lagi, tunggu dulu, dll..." padahal belum tentu kita akan mendapat kesempatan yang sama esok hari.

Meski di beberapa waktu justru hal yang lebih baik berdatangan, kita tetap harus pandai memanfaatkan kesempatan agar tak ada penyesalan.