
Dia bernyawa tapi lupa caranya bahagia
Tertawa tapi sesungguhnya hampa
Tak ada lagi kilatan warna cerah di sepasang mata
Hanya tatapan sendu dan dunia berwarna abu-abu
Dia ingin marah, tetapi tak tahu pada siapa
Barangkali pada dirinyalah
Atas segala keterbatasan dan ketidakmampuan
Dia menyalahkan diri sendiri berhari-hari
Dia makan
Dia minum
Tetapi semuanya terasa hambar
Setengah hidupnya sudah telanjur mati rasa
Ada sayatan lebar di hatinya
Jelas dia sedang terluka parah
Sesekali tubuhnya merebah
Tatapnya kosong dan tangannya kadang gemetar sebelah
Kakinya kehilangan arah untuk melangkah
Dia tidak lagi memiliki tujuan
Sebelumnya ingin terbang bebas dan mengukur dunia
Namun sayapnya patah sebelah
Tubuhnya dipenuhi luka
Dan satu sayapnya yang tersisa
Dirobek dengan sengaja
Oleh mereka yang melemparinya dengan kata-kata cinta
Dia ingin meronta dan berkata "Enyahlah!"
Namun sisi lain hatinya menahan, cukup diam saja
Dia terluka dan tidak berbuat apa-apa
Nyaris tenggelam oleh genangan air mata berwarna merah darah
"Jika memang harus terluka, cukup aku saja."
Dia meringkuk dalam sepi
Merintih kesakitan dalam kesunyian
Sebenarnya dia butuh mantra penawar luka
Hanya saja tidak tahu harus meminta pada siapa
Dia bernyawa tapi lupa caranya bahagia
Bengkulu, 10 Maret 2020
No comments