Sebuah Nama dalam Deretan Impian


Aku tersudut pada suatu kenyataan
Saat waktu semakin temaram memakan keabadian

Aku ingin mengunci langkahku pada satu kenangan
Sejenak hilang dari peredaran
 
Aku ingin menemukan kebenaran,
Namun...
Lagi-lagi aku tersesat dalam kebuntuan
 
Aku malu pada jingga yang penuh keanggunan
Perlahan merah padamku mengalahkan peraduan
 
Ketika aku tersadar ini bukan permainan
Aku masih dalam senandung keteguhan
Sebab itu menjadi prinsip yang kutanamkan...
 
Lagi...
Ini bukan tentang bait-bait perasaan
Tapi posisimu sebagai impian.

Bengkulu, 15 September 2015 (puisi lima tahun lalu)

No comments