Wisata Alam Sekunyit Bengkulu Selatan, Diminati namun Penuh Kontroversi

foto: Eva Destrianti

Sudahkah kalian keluar rumah atau jalan-jalan ke pantai sejak wabah melanda? Beberapa waktu lalu, dengan penuh pertimbangan saya pun akhirnya pergi ke pantai. Melihat laut membentang lengang dan mendengar debur ombak rasanya menenangkan, bisa sedikit melepas penat selama di rumah aja.

Ya, saya mengunjungi Wisata Alam Sekunyit (WAS) di Manna, Bengkulu Selatan. Tentu, pantainya indah namun orang-orang berdatangan tidak hanya melihat pantai melainkan menuju bangunan megah berwarna kuning yang sudah seperti 'Tembok China' Bengkulu Selatan. Akan tetapi beberapa orang juga mengatakan bangunan ini adalah istana, beberapa lagi justru bilang Istana Fir'aun. Saya sempat kaget mendengarnya.

Meski tak terlalu jauh dari rumah -kurang dari satu jam jika ditempuh menggunakan mobil, namun ini adalah kali pertama bagi saya ke mengunjungi Wisata Alam Sekunyit (WAS). Sesampainya, tampak antrean di dekat gerbang karena pengecekan masker dan membayar tiket Rp10.000/orang serta biaya parkir.

Setelah mendapat tiket, kemudian memarkirkan mobil tak jauh dari danau kecil yang berisi ikan-ikan. Dari sini dapat dilihat pemandangan pantai yang sangat indah, bangunan yang saya bilang seperti Tembok China juga tampak berdiri kokoh.

Destinasi satu ini memang tengah populer di kalangan masyarakat setempat, bahkan dari kabupaten lain pun banyak yang berdatangan untuk berkunjung ke sini. Setelah menikmati dan mencium aroma laut yang menenangkan, saya pun berjalan dan sesekali memotret pemandangan sekitar. Pagar bangunan di dekat pantai ada yang berbentuk ikan, kepiting, dan duyung.

mirip Tembok China, kan? wkwk

Sangat diminati, ramai (namun pengunjung tetap memakai masker). Setelah berada di area istana tersebut, saya melihat ada banyak patung hewan seperti Burung Garuda dan Jerapah, lukisan di dindingnya beragam, lalu saya pun menuju pintu di bangunan inti istana ini dan disambut Bunga Rafflesia *bukan yang asli, kok! hehee*

Banyak pertanyaan yang terbesit di benak ketika berdiri di dekat pintu gerbang, pasalnya ada patung di sana-sini. Ketika masuk, seolah berada di Mesir sebab ada yang mirip Piramida, patung mirip Sphinx, dan patung-patung lain, hingga gambar mata satu.
 
Mengusung tema Kolosal Park -tulisan yang terdapat di dekat pintu masuk, bangunan yang tak beratap dan memiliki jendela-jendela ini mungkin bisa membuatmu sejenak seperti berada di reruntuhan bangunan zaman Mesir Kuno atau justru Tembok China.

Tetapi, dengan segala kepopulerannya di tengah masyarakat ternyata Wisata Alam Sekunyit memiliki banyak kontroversi. Beberapa pihak bahkan melayangkan surat dan pernyataan agar tempat ini ditutup. Yuk, kita bahas apa saja kontroversinya.

Kontroversi Patung dan Simbol Mata Satu



Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, ada banyak patung di sini dan benar-benar menuai kontroversi. Patung wanita seksi minim busana yang berdiri di depan gerbang serta lukisan di dekatnya, patung yang disebut sebagai Fir'aun, sampai simbol dan gambar mata satu yang melambangkan Dajjal.

Dalam berita lokal bahkan banyak Tokoh Masyarakat yang melayangkan protes. Disebutkan patung tersebut juga mirip Raja Namrud, Fir'aun, dan bala tentaranya. Di piramida dan dinding bangunan terdapat gambar mata satu Dajjal.

Hal-hal tersebut dinilai bertentangan dengan norma agama Islam, sebab mayoritas di Bengkulu Selatan penduduknya adalah muslim.

Kontroversi Pelanggaran Aturan Hukum



Dalam berita lokal, salah satu organisasi juga memberikan pernyataan sikap dan melayangkan surat pada pemerintah setempat. Wisata Alam Sekunyit dinilai menyalahi aturan hukum yang berlaku.

Mengutip terpercaya-news.com, berikut isi surat tersebut:

Melalui surat pernyataan sikap No.001/KAMMI-Kab.BS/01/2021, menyampaikan tujuh poin dari pernyataan, yang ditandatangi Ketua Kammi Bengkulu Selatan Rosita, 5 Januari 2021, untuk meminta Pemerintah Daerah Bengkulu Selatan mengambil langkah-langkah konkret atas berdirinya lokasi wisata baru WAS.

1. Mendukung Kantor Pertanahan Bengkulu Selatan untuk tidak mengeluarkan sertifikat tanah dan sertifikat HGB (Hak Guna Bangunan) kepemilikan/pengelolaan WAS (Wisata Alam sekunyit) yang lokasi tanahnya masuk dalam daerah Sempadan pantai, karena tidak sesuai dengan Perpres No 51 tahun 2016 tentang Sempadan Pantai sebagaimana juga diatur dalam UU No 27 Tahun 2007.

2. Meminta kepada Pemerintah Daerah untuk mengkaji Amdal di lokasi Wisata Alam Sekunyit yang hingga kini belum memiliki surat dari Dinas terkait tentang Amdal sebagaimana amanah perda No.2 Tahun 2012 tentang RTRW pasal 88 huruf ‘e’ pengembangan pariwisata harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan serta dilakukan studi AMDAL.

3. Mendesak Pemerintah Daerah untuk tidak Mengeluarkan SK Penetapan Lokasi Wisata Alam sekunyit yang masuk dalam lokasi Sempadan pantai sebagaimana Perpres No 51 tahun 2016 tentang Sempadan pantai, serta Perda No 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.

4. Mendesak Pemerintah Daerah untuk mengembalikan wilayah sempadan pantai di lokasi Wisata Alam Sekunyit, sebagaimana amanah UU No 27 tahun 2007 yang telah dipertegas dalam Perpres No 51 Tahun 2016 Tentang Sempadan pantai, serta sebagai pelaksanaan Perda No 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.

5. Meminta Pemda Bengkulu Selatan mengawasi dan menindak tegas, terkait pelanggaran UU Pariwisata No 10 th 2009 pasal 26 poin a tentang menjaga dan menghormati norma agama,adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai hidup dalam masyarakat setempat, dipertegas pada poin j turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usahanya;

6. Meminta pemerintah daerah memberikan sanksi Administrasi dan menutup sementara lokasi tersebut karena melanggar pasal 15 dan 26. Pasal 15 (1) untuk dapat menyelenggarakan usaha pariwisata sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, pelaku usaha pariwisata harus terlebih dahulu mendaftarkan usahanya kepada pemerintah atau pemerintah daerah. Pasal 63 (1) setiap pengusaha pariwisata yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 dan/atau pasal 26 dikenakan sanksi Administratif.

7. KAMMI Bengkulu Selatan Mendukung penuh dan mendorong pembangunan sektor kepariwisataan, yang dilakukan Pemerintah, yang tidak bertentangan dengan UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden serta Peraturan Daerah yang ada.

Kontroversi Perizinan, Dewan Minta WAS Ditutup



Selain patung-patung yang meresahkan dan tujuh poin tuntutan oleh KAMMI atas WAS, ada pula pernyataan anggota DPRD bahwa belum adanya izin atas tempat ini.

Mengutip bengkuluekspress.com, Ketua Komisi II DPRD Bengkulu Selatan (BS), Dodi Martian S.Hut MM mengatakan, sampai saat ini objek wisata alam sekunyit (WAS) belum mengantongi izin. Hal itu diperkuat dengan keterangan kepala Dinas Pariwisata BS, Drs H Yulian Fauzi MAP yang mengaku belum mengeluarkan rekomendasi izin.

Atas kondisi tersebut, ia meminta agar WAS tutup. “Saya minta WAS tutup dulu sebelum ada perizinannya,” katanya.

Dikatakan Dodi, selain keberadaan patung-patung di lokasi WAS meresahkan warga, saat ini WAS juga terbuka untuk umum dan sudah menarik retribusi. Sehingga dirinya menilai retribusi yang ditarik tersebut ilegal. Hal itu melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.
itu patung depan gerbang

Nah, itulah beberapa kontroversi tentang Wisata Alam Sekunyit. Semoga saja dapat selesai dengan baik yaa. Saya pribadi mendukung dengan kemajuan pariwisata, namun saya memang tidak suka patung-patung orang atau binatang, terlebih kalau perizinannya belum selesai sangat disayangkan.

Terlepas dari kontroversi tersebut, pantai di Bengkulu Selatan memang indah. Kalau sedang berkunjung ke sini sempatkanlah main ke pantainya, ada pula Pantai Pasar Bawah yang sangat terkenal.

Note:
Saya memakai masker, namun ketika ingin selfie saya lepas sejenak. Dan saya tak sempat memotret seluruh patung di sana karena saya memang tak suka. Potret selfie latar belakang patung di gerbang itu saja berjarak cukup jauh. Kalau mau lebih jelas, silakan lihat sendiri yaa dengan berkunjung ke sana, tetapi pastikan mematuhi protokol kesehatan.
 

13 comments

  1. belum pernah ke manna mbk jadi belum tahu suasananya gimana ?

    ReplyDelete
  2. Bolak balik ke Manna, belum pernah denger apalagi main ke Sekunyitnya Manna huhu
    Cakep yahh. Instagramable :))

    ReplyDelete
  3. Ya begitulah kalau membuat karya seni tanpa memperhatikan nilai agama dan budaya daerah, bangsa dan negara Indonesia... karyanya bagus, pantainya bersih, lokasi mudah dijangkau, tapi banyak hal-hal yang tidak nyaman untuk dilihat oleh mata kita orang islam dan budaya timur.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah sekarang sudah ditutup sampai dibenahi

    ReplyDelete
  5. Udah lama tau wisata ini. Indah emang. Penasaran banget. Tapi belum bisa berkunjung karena lagi beranak bayi. Hehee.. Moga next bisa main kesana.

    ReplyDelete
  6. Wisata ini emang udah terkenal banget. Tapi aku baru tau kalau ternyata mengandung kontroversi. Yaa moga aja bisa segera di atasi. Aamiinn

    ReplyDelete
  7. Wah aku baru tahu loh Mbk ad wisata ini. Wktu lihat Foto awal Mbk, kyk tembok China gt lihatnya, malah kyk Menara Pisa spintas.. hehe.
    Tp pas lihat byk patung gt, agak kurg sreg jg lihatnya. hehe.
    Harusnya emg hrs melewati perizinan dl ya sebelum membuka kawasan wisata secara luas. Aku jd penasaran jg pgn jalan2 di kawasan ini, ke Manna jg pgn jalan2, wktu it cuma singgah sbntr karena mau ke kawasan Kaur. Semoga sometime ya ☺

    ReplyDelete
  8. Disisi lain, bagusnya memang jadi satu objek wisata alternatif ya. Namun, disisi lain Ini memang menjadi perbincangan menarik dek, sebagai bagian dari anggota Lembaga Perlindungan Anak Bengkulu Selatan. Kami beberapa waktu lalu juga sudah memberikan pernyataan sikap kepada pihak yang berkepentingan. Semoga ke depan ada tindak lanjutnya. Aamiin.

    ReplyDelete
  9. Walah pantasan mamaku ngerengek banget pengen berwisata ke sini, ternyata emang penampakkanya bagus banget ya. Baguslah, semoga segera dibenahi.

    ReplyDelete
  10. Wah, so amazing. I am never visit the deatination. Maybe next time with my Family. I am focua with view not for issue

    ReplyDelete
  11. Aku baru tahu di Bengkulu Selatan ada bangunan beginian �� emang yah ketinggalan info. Baca blog ini jadi tau deh.

    ReplyDelete
  12. La hampir 8 tahun di Bengkulu, belum pernah sekali pun jejalan ke selatan sano. semoga bisa menapak kaki ke sana suatu hari nanti

    ReplyDelete