Muslimah Sebagai Anak Perempuan (Part II)

sumber gambar: islamidia.com
Lebih mencintai anak laki-laki daripada anak perempuan adalah bagian dari gelapnya zaman jahiliyah. Setelah itu, Islam datang mengajarkan untuk berbuat ihsan pada anak perempuan. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan:

    “Barang siapa yang diuji dengan mendapatkan anak perempuan kemudian ia berbuat baik kepada mereka (dengan mendidiknya) maka anak perempuan itu akan menjadi penghalang baginya dari sentuhan api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Betapa Islam begitu menghargai dan mengistimewakan wanita, bahkan dalam Al-Quran terdapat surat An-Nisa yang berarti perempuan. Meskipun begitu, bukan berarti Islam tidak mengistimewakan laki-laki tetapi anak perempuan ataupun laki-laki merupakan amanah dan anugerah dari Allah Swt.

    Mendidik anak perempuan dapat mengangkat derajat orangtuanya dan anak perempuan dapat menjadi penghalang dari sentuhan api neraka seperti disebutkan dalam hadits di atas. Dalam riwayat lain Anas bin Malik menyebutkan: dia mengatakan “Aku mendengar Rasulullah bersabda:”
    “Barang siapa yang memenuhi kebutuhan dua anak perempuan sampai usia baligh, maka pada hari kiamat kelak ia bersamaku.” (HR. Muslim)

    Dari hadits di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1.    Keutamaan memenuhi kebutuhan anak perempuan dan berbuat baik kepada mereka.
2.  Memenuhi kebutuhan yang dimaksud ialah; memerhatikan pendidikan dan makanan anak perempuan dan memberi nasehat kepadanya, melakukan hal itu dapat menyebabkan orangtua masuk surga dan meningkatkan derajat mereka.

Allah menganugerahkan anak perempuan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya,
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa saja yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lahi Mahakuasa.” (Asy-Syura: 49-50)

Dalam ayat tersebut, terdapat banyak rahasia dan pelajaran yang diungkap oleh para ulama. Berikut adalah kesimpulan para ulama mengenai ayat yang mulia tersebut:

● Qatadah mengatakan:
“Allah Rabb kami Mahakuasa atas semua itu. Dia mampu menganugerahkan kepada seseorang anak laki-laki tanpa anak perempuan, menganugerahkan kepada seseorang anak laki-laki dan perempuan, dan menggabungkan mereka secara bersamaan. Menjadikan mandul kepada siapa saja yang dia kehendaki, yakni tidak bisa melahirkan anak.”

● Ibnu Jarir Ath-Thabari mengatakan:
“Allah Ta’ala berfirman yang maksudnya, “Allah mempunyai kekuasaan di tujuh lapis langit dan bumi. Dia melakukan apa saja yang Dia kehendaki dalam kekuasaan-Nya, menciptakan apa saja yang ingin Dia ciptakan, menganugerahkan anak perempuan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari makhluk-Nya tanpa anak laki-laki, dengan menjadikan setiap yang dikandung istrinya adalah anak perempuan. Dan menganugerahkan anak laki-laki kepada siapa saja yang Dia kehendaki dengan menjadikan setiap apa yang dikandung oleh istrinya adalah anak laki-laki semua. Atau menganugerahkan kepada mereka anak laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul yang tidak bisa melahirkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Allah Maha Mengetahui lagi kuasa untuk menciptakan apa saja yang Dia kehendaki. Tak ada sesuatu pun dari ciptaan-Nya yang luput dari pengetahuan-Nya. Dan tak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi apa yang hendak Dia ciptakan.”

● Ibnu Athiyah Al-Andalusi mengatakan:
“Inilah ayat renungan yang menunjukkan kekuasaan dan kerajaan yang meliputi segala sesuatu. Segala kehendak Allah berlaku pada semua makhluk-Nya, dalam semua urusan mereka. Karena Dialah yang menciptakan apa saja yang Dia kehendaki. Itulah Allah Tabaraka wa Ta’ala. Dialah yang membagi semua makhluk, lalu Dia menganugerahkan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, atau menyilangnya, sesekali Dia menganugerahinya anak laki-laki dan sesekali Dia menganugerahinya anak perempuan. Yakni, Dia menjadikan dalam perut istri sepasang keturunan, laki-laki dan perempuan.”

● Ishaq bin Bisyr mengatakan:
“Pada mulanya ayat ini diturunkan khusus kepada para Nabi, lalu berlaku umum bagi semua makhluk. Semua anak Nabi Luth adalah perempuan. Beliau tidak dikaruniai anak laki-laki. Nabi Ibrahim sebaliknya, semua anaknya laki-laki. Sedangkan Nabi Muhammad dikaruniai anak laki-laki dan perempuan. Sedangkan Nabi Yahya bin Zakaria tidak dikaruniai anak sama sekali.”
Dalam ayat tersebut sangat jelas dikatakan bahwa Allah menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya. Allah memberikan anak perempuan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, pun sebaliknya. Baik anak laki-laki ataupun anak perempuan adalah anugerah dari Allah yang sudah sepatutnya disyukuri dan dididik sebaik-baiknya serta dikenalkan pada Tarbiyah Islamiyah.

bersambung...

No comments