Aku, Kau, dan Burung Besi


Aku berdiri di sarang burung besi
Menatap orang-orang yang berlalu lalang
Mereka berpapasan, menarik barang-barang yang menggunung

Sekonyong-konyong sebuah skenario tertawan dalam pikiran
Seperti di banyak kisah dalam roman picisan

Di kotaku panas, di kotamu cerah
Jika di kotaku mendung, belum tentu di kotamu akan melebur hujan
Tapi di sini, di rumah burung besi...
Rindu terkurung tanpa mengenal cuaca

Aku perindu yang amatiran
Sosok yang berharap melihatmu
Dalam sekelebat bayang di peristirahatan burung besi
Bandara, menjadi tempat tersendu yang paling merindu
Menghubungkan antara kotaku dan kotamu

Hari ini, kuberitahu langit atas doa yang kugaungkan semalam
Agar kelak ia menyampaikan lewat deru angin yang menjadi perantara

Jauh? Iya, namun aku percaya ada ikatan yang disematkan Tuhan
Entah di sarang burung besi yang mana
Tapi di manapun itu dan sejauh apapun...
Antara kau dan aku hanya berjarak rindu



Bengkulu, 16 Maret 2017

No comments